bdadinfo.com

Presiden El Salvador Anti-preman, Kerahkan 10 Ribu Tentara Berantas Gangster di Daerah Pinggiran Ibu Kota - News

Ilustrasi preman.

– Presiden Nayib Bukele, mengumumkan pada Sabtu, 3 Desember 2022 bahwa dia mengerahkan 10 ribu tentaranya ke pinggiran Ibu Kota El Salvador untuk memberantas premanisme.

Hal semacam itu diumumkan langsung di dalam akun Twitter Nayib Bukele bahwa salah satu tempat sarang premanisme atau gangster sudah dikepung seluruhnya.

Nayib Bukele pun menjelaskan bahwa langkah itu adalah merupakan perkembangan terbaru dalam rangkaian tindakan untuk memerangi kekerasan yang ada di dalam negaranya itu.

"Soyapango benar-benar terkepung. Sekitar 8.500 tentara dan 1.500 agen telah mengepung kota itu, sementara tim ekstraksi dari kepolisian dan tentara ditugaskan untuk melepaskan semua anggota geng yang ada satu per satu," tulis Presiden Bukele dikutip pada 5 Desember 2022.

Baca Juga: Lakukan Aksi Pemerasan, Preman Bertato Ditangkap di Padang

Dihimpun dari berbagai sumber bahwa Soyapango atau daerah di pinggiran Ibu Kota El Salvador itu adalah sarang premanisme atau gengster. Kemudian, daerah itu pun terkenal daerah yang dipenuhi kelompok penjahat Mara Salvatrucha dan Barrio 18.

Dalam video yang diunggah oleh Presiden Bukele, tampak sekali banyak personel keamanan yang berbaris lalu tangan-tangannya menenteng sejata.

Bukan hanya itu saja! Namun, kepala para personel keamanan itu dilengkapi juga dengan helm, rompi antipeluru, dan peralatan tempur lainnya itu diangkut oleh kendaraan ke tempat daerah yang dituju.

Dihimpun dari beberapa sumber juga bahwa Presiden Bukele menggambarkan bahwa preman atau geng itu sebagai teroris. Oleh karena itu, ia sendiri telah memerintahkan penahanan terhadap 50 ribu orang yang diduga preman atau geng itu.

Sebelumnya juga, ia sangat menyoroti kejadian pada bulan Maret, yakni banyak warga El Salvador yang terbunuh hanya dalam satu pekan mencapai puluhan jiwa.

Jika menilik lebih dalam lagi bahwa Sayapango memiliki 300 ribu orang jiwa dan sangat sulit untuk ditembus oleh penegak hukum.

Namun, langkah yang dilakukan untuk memerangi atau yang disebut eklasi terbaru untuk memerangi kekerasan geng yang dimulai sejak Maret 2022 itu menjadi sangat berbeda dengan HAM.

Kelompok HAM menilai bahwa upaya memerangi kelompok kekerasan geng itu telah dinodai oleh penahanan yang tidak dapat dibenarkan (HAM).***

Ikuti berita-berita hiburan terupdate dan menarik lainnya di Hops.ID member of Haluan Media Group

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat