bdadinfo.com

Dibalik Ancaman Teror Gangster Surabaya, Benarkah Faktor Ekonomi Jadi Penyebab? - News

Ilustrasi garis polisi

Jakarta, – Aksi meresahkan sekolompok remaja di Surabaya yang melabeli dirinya sebagai “gangster” semakin meresahkan warga Kota Surabaya.

Belakangan beredar sejumlah video viral yang memperlihatkan sekelompok remaja yang konvoi sambil menenteng senjata tajam itu kerap ditemui ketika malam hari.

Diketahui,  mereka terlibat tawuran, penyerangan pos satpam perumahan di Kenjeran, serta penyerangan warung kopi di bilangan Keputih Surabaya yang menyebabkan korban luka.

Baca Juga: Geger! Gangster ABG Teror Warga Ciracas Jaktim, Aipta Ambarita Dirindukan Lagi

Sebanyak 12 anggota gangster yang menyerang sebuah warung kopi di bilangan Keputih, Surabaya, Jumat (2/12) lalu, dibebaskan polisi.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan para remaja tersebut dipulangkan karena tidak ditemukan barang bukti perusakan.

"Sementara ini masih belum ditemukan alat bukti yang mendukung mereka melakukan perusakan. Mereka diamankan karena ada di lokasi kejadian," kata Mirzal kepada awak media, Rabu (7/12).

Meski begitu, Mirzal memastikan polisi masih terus melanjutkan proses hukum kepada 12 orang yang sudah bebas itu. Saat ini, penyidik tengah mengumpulkan bukti-bukti di lokasi kejadian.

Baca Juga: Presiden El Salvador Anti-preman, Kerahkan 10 Ribu Tentara Berantas Gangster di Daerah Pinggiran Ibu Kota

"Kalau proses hukum masih berjalan. Mereka sudah dihadirkan keluarganya, untuk sementara ini diwajibkan lapor, sambil penyidik mengumpulkan alat bukti," ujar dia.

Terkait fenomena ini, dikutip dari laporan dan wawancara yang dilakukan Detik  Sosiolog Unair Surabaya Prof Bagong Suyanto mengatakan bahwa fenomena gangster di Surabaya adalah bentuk perilaku patologis anak muda. Yakni perilaku sosial yang bermasalah dan dekat dengan masalah kesehatan mental

Lebih lanjut, Ia mengatakan ada beberapa faktor utama yang memunculkan fenomena gangster itu. Yakni faktor ekonomi dan faktor subkultur yang menyebabkan perilaku yang ingin tampil eksis atau membuktikan keberadaan dirinya.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat