bdadinfo.com

Gempa Bumi Turki Akibatkan Mata Uang Lira Merosot Tajam - News

Mata Uang Lira Alami Penurunan Efek Dari Gempa Bumi (Tania Fatimah)

- Baru-baru ini, negara Turki tengah berduka dengan terjadinya gempa bumi dahsyat yang mencapai 7,7 magnitudo pada hari Senin, 06 Februari 2023.

Hal ini menyebabkan mata uang Turki yaitu lira sempat merosot hingga 1,35 persen. Hal ini mengukir sejarah baru dimana mata uang Lira Turki mengalami nilai terendah pada pasar sahamnya.

Gempa yang terasa hingga negara-negara di Afrika dan Timur Tengah ini juga menyebabkan asuransi pemerintah Turki, credit default swap Turki, melonjak 19 poin menjadi 545 bps sejak penutupan Jumat kemarin.

Baca Juga: Sosok Enzo Fernandez Sabet Pemain Muda Dunia Terbaik 2022 Versi FIFA

Obligasi pemerintah Turki juga mencapai level tertinggi hingga 10,2 persen sejak dua bulan terakhir. Obligasi ini bertenor selama 10 tahun.

Sedangkan ekuitas utama untuk memulihkan sebagian besar kerugian mencapai  (.XU100) dengan titik turun sebanyak lima persen, serta bank (.XBANK) jatuh hingga 5,5 persen.

Menanggapi hal ini analis FX senior di In Touch Capital Markets, Piotr Matys, mengungkapkan bahwa gempa akan mengganggu pemilihan penting di Turki yang rencana akan diadakan pada bukan Mei mendatang.

Baca Juga: Dari Bunda Corla Hingga Farel Prayoga, Ini 5 Sosok Paling Banyak Dicari Selama 2022

Gempa bumi ini memakan hingga 2.379 korban jiwa di negara Turki dan 1.444 korban jiwa di negara Suriah. Gempa ini juga dapat dirasakan oleh negara-negara tetangga seperti Mesir, Irak, bahkan Yunani.

Operasi ekspor minyak dari Ceyhan, Turki juga turut dihentikan karena adanya gempa bumi ini. Diketahui, operasi ini sedang mengirimkan minyak dari negara Irak menuju negara Azerbaijan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB sebagai organisasi yang beranggotakan negara-negara di dunia pun turun tangan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban gempa.

Baca Juga: Kenali Perbedaan dan Persamaan antara ADHD dengan Autisme

Namun Timour Azhari selaku pejabat kemanusiaan PBB mengungkapkan pemberian bantuan harus sedikit tersendat mengingat jalanan rusak, kurangnya pasokan bahan bakar, serta cuaca ekstrem sedang melanda negara disekitar pusat gempa.

"Karena rusaknya infrastruktur, jalanan yang biasanya kami gunakan untuk kegiatan kemanusian juga rusak. Kami harus berpikir kreatif dalam menggapai orang-orang... tapi kami tengah bekerja keras,"ujar El-Mostafa, koordinator PBB setempat kepada Reuters,***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat