bdadinfo.com

Mengapa Bus Hino Kurang Populer di Pulau Sumatera? Oalah Ternyata Ini 5 Faktanya - News

Bus Hino Kurang Populer di Pulau Sumatera (Tangkapan Layar YouTube Taufik RS)

- Pulau Sumatera, sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia, memiliki jaringan transportasi yang luas dan beragam.

Kendaraan bus menjadi salah satu pilihan utama untuk mobilitas di pulau ini.

Namun, jika kita melihat lebih dekat, bus Hino sepertinya tidak begitu populer seperti merek-merek bus Eropa.

Baca Juga: 8 Deretan Tempat Wisata di Batam, Kepulauan Riau yang Menarik untuk Dikunjungi Wisatawan

Dalam artikel ini, kita akan mengungkap lima alasan mengapa sasis bus Hino kurang laku di pulau Sumatera.

1. Hino Dianggap Sebagai "Second Brand" atau Pengisi Celah Pasar

Sejak awal kehadirannya di Indonesia lebih dari tiga puluh tahun lalu, Hino dianggap sebagai merek Jepang yang berada di bawah merek-merek besar pabrikan Eropa seperti Mercedes-Benz dan Scania.

Pengusaha perusahaan otobus di pulau Sumatera masih beranggapan bahwa Hino hanya sebagai pengisi celah pasar dan belum mencerminkan citra mewah seperti merek-merek Eropa, meskipun kualitas bus Hino sebenarnya bisa bersaing dengan mereka.

2. Citra dan Reputasi

Citra lokal merek Mercedes-Benz yang telah diterima dengan baik dan kuat di benak pelanggan setia di pulau Sumatera membuat beberapa pengusaha senior belum mau beralih ke merek Hino.

Hino merupakan merek yang relatif baru dibandingkan merek Eropa, sehingga citra dan reputasinya di kalangan pengusaha bus belum sekuat merek-merek Eropa yang sudah teruji.

3. Pengaruh Era Baru Kendaraan Jepang

Era 1970-an adalah masa baru bagi transportasi di Indonesia, terutama dengan munculnya produk otomotif dari Jepang.

Baca Juga: Kepulauan Mentawai masuk Daerah Tertinggal, Ternyata Segini Harta Kekayaan Pj Bupatinya

Pada masa ini, merek-merek Jepang mulai menggusur merek-merek Eropa dan Amerika di pasar, termasuk di sektor kendaraan komersial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat