bdadinfo.com

Wabah Ketakutan Pekerjaan Terjadi Atas Munculnya AI dan ChatGPT - News

Penggunaan ChatGPT dan berbagai teknologi AI lainnya mulai menjadi ancaman baru terhadap punahnya berbagai jenis pekerjaan

- Berbagai kemudahan dalam mengerjakan tugas yang ditawarkan oleh ChatGPT nyatanya semakin mengancam keberadaan berbagai jenis pekerjaan. Teknologi kecerdasan buatan tersebut mulai sedikit menggeser kebutuhan akan SDM.

Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Goldman Sachs mengungkapkan, setidaknya ada sekitar 300 juta pekerjaan yang terancam punah berkat adanya alat-alat AI (Artifical Intelligence).

Teknologi-teknologi AI generatif tersebut mencakup ChatGPT, hasil pencarian dari mesin pencari seperti Google, serta fitur Copilot pada Github rilisan perusahaan Microsoft yang bekerja sama dengan OpenAI, perusahaan pendiri ChatGPT. 

Baca Juga: Dikenal Sebagai Kecerdasan Buatan yang Sangat Membantu, 5 Negara Ini Justru Larang Penggunaan ChatGPT

Ancaman akan menghilangnya berbagai macam pekerjaan juga turut didukung oleh data yang dikumpulkan oleh TechRadar Pro dari berbagai macam mesin pencarian terkait apa saja mata pencaharian yang akan tergantikan dengan adanya kecerdasan buatan.

Pencarian ini meningkat sepuluh kali lipat setelah rilisnya ChatGPT pada bulan November tahun 2022 lalu. Salah satu pekerjaan yang berpotensi ditinggalkan adalah programmer yang pencariannya meningkat sampai 20 kali lipat dalam kurun waktu empat bulan terakhir.

Berkat adanya Copilot pada Github, setengah dari seluruh kode yang tertulis di Github berasal dari teknologi tersebut. Banyak pelaku coding yang setuju bahwa adanya copilot dan ChatGPT sangatlah memudahkan pekerjaan mereka yang terkenal rumit.

Baca Juga: Awas! 5 Penyakit Ini Sering Diderita Anak Saat Hari Lebaran, Berikut Tips Mencegahnya

Selain programmer, pekerjaan lain yang juga ikut terancam eksistensinya adalah pekerja seni rupa. Kehadiran alat AI seperti Dall-E, Midjourney, Stable Diffusion, serta Adobe Firefly semakin memungkinkan semua orang dari berbagai kalangan untuk menekuni profesi ini.

Seni dan desain memang sudah lama menjadi fokus utama alat AI. Kreativitas manusia yang membutuhkan trial and eror yang tidak sebentar dan berkali-kali bisa didapat dalam kurun waktu yang  jauh lebih singkat berkat teknologi tersebut. 

Masih banyak pekerjaan-pekerjaan lainnya yang akan tergeser dengan adanya teknologi AI (Artificial Intelelligence), diantaranya ada desainer perangkat lunak, desainer grafis, jurnalis pengembang web, akuntan, pengacara, penulis, analis data, radiolog hingga dokter.

Baca Juga: Fabio Quartararo Kena Hukuman Sprint Race di MotoGP Argentina, Apa Bentuk Hukumannya?

Jika hal ini terus berlanjut, teknologi AI bisa terus berevolusi dari yang awalnya hanya sebuah alat untuk memudahkan pekerjaan manusia menjadi tokoh utama yang mengatur keberlangsungan hidup manusia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat