bdadinfo.com

Mengenal Dato Karama, Ulama Keturunan Minang Sang Penyebar Islam di Sulawesi Tengah - News

Cagar Budaya Makam Dato Karama.  (Tangkap layar Youtube/Chanel News Rizal)

- Islam merupakan agama dengan pengikut terbanyak di Indonesia. Bahkan, penyebaran agama Islam dapat dikatakan merata ke setiap wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Hal ini tak lepas dari berdirinya Kerajaan Islam di nusantara dan para ulama yang telah menimba ilmu di negeri Islam dan menyiarkannya di Tanah Air.

Tak terkecuali dengan Dato Karama, seorang ulama keturunan Minangkabau atau Minang yang merantau ke Sulawesi Tengah dan menyiarkan agama Islam di sana.

Baca Juga: Mengenal Attarasa, Tanaman Buah dan Obat Khas Suku Batak yang Punya Manfaat Menyehatkan

Dato Karama dikabarkan menjadi ulama pertama yang menyebarkan agama Islam di Sulawesi Tengah. Ia pun amat disegani dan dihormati. Kita pun bisa berkunjung ke makamnya yang terletak di Kampung Lere, Palu.

Berikut ini profil Dato Karama, ulama keturunan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi Tengah, seperti informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.  

Dato Karama atau Datuk Karama mempunyai nama asli Syekh Abdullah Raqie.

Baca Juga: Great Wall Motor Perdana Tampil di GIIAS 2023, 6 Mobil Baru Langsung Gebrak Pasr Otomotif Indonesia

Dato Karama sendiri merupakan panggilan dari masyarakat setempat yang memiliki arti seseorang yang keramat atau mempunyai keberkahan atau kekuatan ajaib.

Dato Karama adalah orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Tanah Kaili atau Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah pada abad ke-17.

Diketahui pada masa itu, masyarakat Tanah Kaili masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Baca Juga: Tiga Budaya di Pasaman Barat yang Masuk WBTB, Salah Satunya Jadi Objek Wisata Religi

Kepercayaan itu disebut "Tumpuna" di mana masyarakat percaya bahwa ada yang mendiami benda-beda yang dianggap keramat.

Kemudian, Dato Karama datang ke Tanah Kaili dan melalui pendekatan yang persuasif serta pembawaan yang bijak dan melebur dengan adat istiadat di Tanah Kaili, membuat Dato Karama dan ajaran yang dibawanya, yakni Islam, diterima dengan baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat