bdadinfo.com

Menelusuri Kisah Asal-usul Nama Batu Ampar dari Kepulauan Riau: Mengajarkan jadi Orang Baik dan Tidak Sombong - News

Ilustrasi kisah Batu Ampar asal Kepulauan Riau (YouTube Dongeng Kita)

- Batu Ampar adalah nama sebuah kecamatan yang letaknya berada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Ternyata, daerah ini dinamakan dari sebuah cerita legenda.

Legenda tersebut bernama Kisah Batu Ampar yang menjadi asal-usul Kecamatan Batu Ampar. Penamaan suatu wilayah yang berdasarkan mitos atau legenda ini sudah tak asing lagi di Indonesia.

Kadang, suatu cerita rakyat seperti ini bisa menjadi daya tarik pariwisata tempat tersebut karena memiliki keunikan tersendiri.

Baca Juga: Mengenal Sampelong, Alat Musik Tradisional khas Minangkabau yang Mirip dengan Seruling

Lalu, seperti apakah kisah tentang Kecamatan Batu Ampar di Kepulauan Riau ini? Simak ceritanya berikut ini:

Dikisahkan ada seorang pengembara bernama Badang. Perawakannya berbadan kurus dan kakinya pincang. Meskipun memiliki keterbatasan, ia gemar berpetualang.

Suatu hari, Badang singgah ke negeri yang bernama Tumasik. Wilayah tersebut begitu indah hingga ia memutuskan untuk tinggal agak lama di sini.

Baca Juga: Jadwal Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2023 Hari Ini: Jonatan Langsung Bertemu Rival Kuat dari Malaysia

Tumasik adalah nama sebuah negeri yang berada di pulau kecil yang sekarang dikenal dengan negara Singapura. Sejak zaman dulu, pulau ini menjadi tempat persinggahan kapal-kapal.

Dan, Tumasik ini dipimpin oleh seorang wanita yang dikenal sebagai Tuan Putri Tumasik. Ia memimpin wilayahnya dengan kasih sayang.

Kemudian, di saat yang bersamaan ketika Badang singgah di Tumasik, ada sebuah kapal besar yang berlabuh. Kapal itu berasal dari India.

Baca Juga: Merinding! Dokter Ini Jadi Saksi Penampakan Kota Gaib Saranjana Kalimantan, Nih Buktinya

Dari kapal tersebut, turunlah seorang yang bertubuh sangat besar dan kuat layaknya orang India pada umumnya. I berjalan ke pesisir pantai, lalu berbalik arah dan kembali.

Setelahnya, pria India ini meminta ingin bertemu dengan Putri Tumasik untuk membicarakan sesuatu dengan barang yang dibawa oleh kapal besarnya.

Saat dipersilakan, pria India ini mengabarkan bahwa dirinya membawa sepuluh peti emas dengan kapal besarnya. Emas-emas itu akan dipersembahkan kepada tuan Putri dengan satu syarat.

Baca Juga: 4 provinsi yang Jumlah Penduduk Aslinya Kalah dengan Pendatang dari Suku Jawa, Daerahnya sampai Berubah!

Emas itu akan diberikan sebagai hadiah dari Maharaja kerajaan India apabila Tumasik dapat mengalahkan pria India yang kuat ini dalam suatu adu kekuatan.

Pria India tersebut lalu mengatakan adu kekuatannya adalah mengangkat batu besar yang ada di  pantai yang telah ia temukan sebelumnya. Jika menang, ia akan serahkan emas itu.

Namun, jika kalah maka tuan Putri harus menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada kerajaan India. Tantangan ini tentu membuat sang tuan Putri menjadi kebingungan.

Baca Juga: 60 Km dari Kota Padang, Danau Kembar Ini Jadi Wisata Ikonik Sumatera Barat yang Menginspriasi Cerita Rakyat

Pria India itu terus melanjutkan perkataannya, dikatakan bahwa ia memberikan kesempatan kepada tuan Putri dan negeri Tumasik selama tujuh hari untuk menemukan seorang lawan untuknya.

Dan, pria India itu mewanti-wanti tuan Putri agar mencarikan lawan yang sepadan agar tak mempermalukan dirinya atau negeri Tumasik.

Begitu si pria India pergi, tuan Putri menjadi gelisah dan berpikir bagaimana caranya mencari seseorang untuk mengangkat batu besar yang ada di pantai tersebut. Hal itu mustahil terjadi.

Baca Juga: Sejumlah Lansia di Jepang Sengaja Jadi Kriminal Agar Masa Tuanya Terjamin di Penjara

Akhirnya, Putri Tumasik memutuskan prajuritnya untuk menyebarkan sayembara ini ke seluruh negeri dan pencarian lawan si pria India itu dimulai.

Setelah sayembara itu disebarluaskan, Putri Tumasik tetap gelisah karena takut negerinya akan berpindah tangan kepada pria India yang besar dan kuat itu.

Hari pertama berlalu, tidak ada yang datang merespons sayembaranya. Lalu, hari kedua, ketiga hingga pada hari ketujuh pun tak ada orang negerinya satupun yang datang.

Baca Juga: Cahaya Putri Hijau sampai ke Tanah Rencong Dipercaya Jelmaan Dewa, Raja Aceh sampai Jatuh Hati Setengah Mati

Hal ini membuat tuan Putri putus asa dan sudah berada pada posisi menyerahkan tahta dan negerinya. Lalu, hari tantangan mengangkat batu besar pun tiba.

Putri Tumasik pun datang ke pantai dan menemui pria India itu dan mengabarkan berita dukanya. Namun, tiba-tiba Badang datang menemui mereka.

"Biarkan saya yang melawannya, tuan Putri," ujar Badang dengan berani.

Baca Juga: Mega Proyek Tugu Apeksi Kota Padang Rampung: Menghabiskan Anggaran Rp1,5 Miliar

Awalnya, tuan Putri meragukan Badang karena melihat perawakannya yang kecil dan pincang. Tapi, ia mempersilahkannya karena berharap adanya mukjizat.

Si pria India tentunya tertawa melihat Badang karena merasa tidak sepadan dengan dirinya yang bertubuh besar dan berotot.

Kemudian, tantangan itu dimulai. Pertama, pria India yang beraksi. Ia mencoba mengangkat batu itu tapi tak bisa karena terlalu besar dan berat.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ucapkan Selamat atas Pernikahan Putri Andre Rosiade

Lalu, Badang berikutnya. Lalu, keajaiban pun terjadi. Badang mengangkat baru yang lebih besar dari badannya itu bisa diangkatnya layaknya bukan apa-apa.

Orang-orang yang menyaksikan pun tercengang dengan peristiwa ini. Badang mengangkat tinggi-tinggi batu besar itu dan melemparnya jauh hingga tak terlihat.

Dan, si pria India pun malu melihat itu dan mengakui kekalahannya. Lalu, ia menyerahkan peti-peti emas itu dan pulang ke negerinya dengan muka tertunduk.

Baca Juga: Tragis! Asal-usul Danau Minanjau, Kakak Adik Terlibat Pertarungan Sengit sampai Dilempar ke Kawah oleh Warga

Dengan rasa yang sangat bersyukur, tua Putri akan menghadiahkan sepuluh peti emas pemberian kerajaan India itu kepada Badang. Tapi, Badang menolak.

Ia berdalih bahwa sebagai sesama manusia harus saling membantu, dan emas itu sebaiknya dipakai untuk kesejahteraan negeri Tumasik.

Ada pula Badang beralasan bahwa ia akan kesulitan bepergian dan bertualang jika membawa emas berharga sebanyak itu. Kemudian, Badang pamit dan meninggalkan Tumasik.

Baca Juga: Ronny Bara Ketua DPP KNPI Jakarta Pikirkan Ekonomi Masyarakat, Lakukan Pemberdayaan UKM Lewat Voucher

Sementara itu, batu besar yang dilempar jauh oleh Badang mendarat di sebuah pulau seberang. Batu itu jatuh dan pecah berserakan menjadi bebatuan kecil dengan susunan yang indah.

Nah, dari susunan batu yang pecah ini dinamakan Batu Ampar oleh masyarakat setempat. Mereka menamainya itu karena diartikan sebagai batu yang terhampar.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat