- Pemerintah Israel menyetujui kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar untuk gencatan senjata selama empat hari di Gaza dan pembebasan 50 tawanan oleh.
Hamas sendiri juga mengonfirmasi gencatan senjata tersebut. selain itu, 150 wanita dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza Palestina ini juga telah dikonfrmasi oleh Kementerian Luar Negeri Qatar, seperti diberitakan Al Jazeera, dilansir Rabu, 22 November 2023.
Baca Juga: Menangkan Ganjar Mahfud di Jateng, PDIP Wajibkan ASN Jaga TPS Warganet: Itu Memang Nyata
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata bukan berarti perang akan berhenti.
Netanyahu juga bersumpah bahwa militer Israel akan terus menyerang Hamas setelah jeda pertempuran.
James Dorsey, peneliti senior di Institut Timur Tengah Universitas Nasional Singapura, mengatakan bahwa gencatan senjata sementara Israel dengan Hamas hanyalah “langkah awal dari negosiasi yang sulit di masa mendatang”.
Ia juga menyebut perdamaian di Gaza masih jauh.
"Apa yang ditunjukkan oleh [kesepakatan] ini adalah betapa sulitnya hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Begitu Anda sampai pada pertanyaan tentang pembebasan personel militer Israel yang ditawan oleh Hamas, negosiasi ini akan menjadi jauh lebih sulit,” jelas Dorsey.
“Perasaan saya adalah bahwa Perdana Menteri Israel Netanyahu terjebak dalam situasi yang sulit. Di satu sisi tekanan domestik yang menginginkan para sandera dibebaskan, dan ingin mereka dibebaskan sekarang. Dan, di sisi lain, tekanan dari Amerika Serikat untuk melakukan gencatan senjata,” lanjutnya.
Dorsey juga menyebut Amerika Serikat juga perlu campur tangan, utamanya menekan Israel mengehhntikan serangan ke Gaza demi perdamaian.
Selain itu, Dorsey juga menjelaskan jika Isarel belum akan mengakhiri konflik di Palestina karena tujuan mereka belum tercapai.