- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan larangan visa bagi para pemukim illegal Israel yang menyerang Tepi Barat Palestina.
Serangan para pemukim ilegal Israel di Tepi Barat tersebut, dikatakan AS, merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di wilayah pendudukan.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengumumkan langkah pembatasan visa bagi para pemukim ilegal Israel di Tepi Barat tersebut.
Baca Juga: Haru dan Duka Iringi Kepulangan Frengki ke Solsel
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Israel belum mengambil langkah yang cukup untuk mengatasi serangan pemukim ilegal tersebut.
Deplu AS juga menyebut tindakan para pemukim ilegal Israel itu mengusir banyak warga Palestina dari tanah mereka yang legal.
"Hari ini, Departemen Luar Negeri AS menerapkan kebijakan pembatasan visa baru yang menargetkan individu-individu yang diyakini terlibat dalam merusak perdamaian, keamanan, atau stabilitas di Tepi Barat, termasuk dengan melakukan tindakan kekerasan atau melakukan tindakan lain yang secara tidak semestinya membatasi akses warga sipil terhadap layanan-layanan esensial dan kebutuhan dasar," ujar Blinken, seperti diberitakan Al Jazeera, dilansir Rabu, 6 Desember 2023.
Baca Juga: MTQ Tinggal Hitung Mundur, Bupati H. Khairunas Pastikan Kesiapan Solsel
"Kami telah menggarisbawahi kepada pemerintah Israel tentang perlunya berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban para pemukim ekstremis yang telah melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat," ujar Blinken.
Juru bicara Deplu AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa larangan tersebut akan diberlakukan mulai hari Selasa dan akan mencakup "lusinan" pemukim ilegal dan keluarga mereka.
Namun, Miller tidak menjabarkan dan tidak mengidentifikasi siapa saja yang menjadi target karena alasan kerahasiaan.
Kekerasan pemukim ilegal Israel telah lama menargetkan komunitas Palestina di Tepi Barat.
Serangan-serangan tersebut telah melonjak selama setahun terakhir seiring dengan dukungan dari pemerintah sayap kanan Israel, yang juga mencakup para pemukim ultranasionalis.