- Wajar saja para ibu-ibu, pemangku adat dan LSM di Sumatera Barat menolak pembangunan mega proyek jalan tol Payakumbuh Pangkalan yang sampai saat ini masih menuai pro dan kontra di dalam masyarakat.
Beberapa kaum ibu sedikit trauma karena tanah pusako tinggi mau diboldoser pihak pengembang proyek jalan tol Payakumbuh Pangkalan yang berada di kawasan 5 Nagari di Payakumbuh dan sekitar yang terdampak mega proyek tersebut.
Sejak awal pembangunannya, proyek jalan tol Payakumbuh Pangkalan menjadi wacana yang mendasar untuk disikapi oleh pemerintah agar mendapat memetik pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Diketahui, perjalanan proyek jalan tol Payakumbuh Pangkalan. Padahal, pembangunan dan pengembangan sektor infrastruktur menjadi salah satu visi dan misi utama pemerintahan presiden Jokowi.
Salah satunya yaitu melalui pembangunan jalan tol pemerintah berencana membangun jalan tol dari Sumatera Barat sampai ke Riau.
Dari Padang sampai ke Pekanbaru namun hal tersebut diprotes oleh warga yang ruas Payakumbuh.
Hal dikarenakan pembangunan jalan tol berdampak pada pemukiman padat penduduk dan hilangnya aset-aset peninggalan leluhur mereka.
Seperti tanah ulayat tanah Pusako tinggi dan juga tanah pekuburan sementara dari sisi lingkungan rute jalan tol melewati kawasan hutan lindung yang berpotensi merusak dan mengganggu keanekaragaman hayati yang ada pada kawasan tersebut.
Melansir kanal youtube Edriana Views baru-baru ini di mana masyarakat sekitar yang terdampak pembangunan jalan tol Padang Pekanbaru tersebut.
Baca Juga: PSKB Bukittinggi Mulai Petualangan di Liga 3, Berikut Jadwal Lengkapnya
"Pada sore hari ini saya diajak oleh teman saya ini Tommy dari Walhi Sumbar saya diminta datang ke Payakumbuh Kebetulan saya lagi ada di Sumbar diminta datang ke Payakumbuh karena saya diminta untuk datang bertemu dengan masyarakat ini adalah masyarakat yang akan terkena dampak dari pembangunan jalan tol Payakumbuh ke Pekanbaru,"
Siapa sangka, ternyata banyak cerita yang dialami oleh masyarakat, baik cerita suka maupun cerita duka.