- Sejak bulan Desember 2023, Kereta Cepat Whoosh telah dioperasikan secara resmi, memberikan solusi efektif terhadap masalah kepadatan lalu lintas antara Jakarta dan Bandung yang selama ini mengandalkan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi.
Dalam waktu dua bulan, jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh telah mencapai lebih dari 1 juta orang.
Oleh karena itu, Kereta Cepat Whoosh dianggap layak menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016.
Dalam pengembangannya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menjalankan operasinya tanpa dukungan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Pendanaan pembangunan PSN ini berasal dari pinjaman China Development Bank sebesar 75%, sedangkan 25% merupakan modal dari pemegang saham, dengan komposisi 60% PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Aspek menarik terletak pada sejauh mana penerapan digital public relations di Kereta Cepat ini.
Hal ini menjadi penting mengingat perubahan perilaku masyarakat Indonesia, termasuk cara mereka bertransportasi dengan memilih Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Terdapat setidaknya tiga penerapan digital public relations yang dapat diidentifikasi dalam kereta ini.
Pertama, setiap penumpang yang menggunakan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan mengenal sebuah sapaan digital yang diulang-ulang di seluruh gerbong.
Sapaan ini disampaikan melalui rekaman suara yang diatur melalui perangkat lunak, yaitu, 'Whoosh, Whoosh, Whoosh, Yes." Ucapan ini tidak hanya memiliki keberulangan yang mudah diingat, tetapi juga memberikan kesan yang segar dan menghibur.
Kedua, aspek digital yang diterapkan dengan baik adalah tampilan tingkat kecepatan Whoosh yang terpampang di bagian depan setiap gerbong, tepat di atas pintu pemisah antar gerbong.
Display ini menunjukkan secara visual rentang kecepatan, mulai dari rendah hingga tinggi, mencapai puncaknya pada 350 km per jam.