bdadinfo.com

Sumatera Barat Syok! Bandar Udara Minangkabau Kena Embargo Menhub Sampai Wali Kota Rasa Gubernur Ini Turun Tangan Atasi BIM Turun Kelas - News

Bandara Internasional Minangkabau tak jadi turun Status, Wali Kota Pariaman, Genius Umar, punya andil sebagai Kepala Daerah Pertama di Sumatera Barat, yang getol mempertahankan status BIM sebagai Bandara internasional, sampai menyurati Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Erick Thohir.

- Baru-baru ini pihak Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 31/2024 (KM 31/2024) tentang Penetapan Bandar Udara Internasional pada 2 April 2024 bikin dunia penerbangan berduka.

Berdasarkan hal tersebut, ada 7 Bandar Udara Internasional di Indonesia Diembargo Statusnya melalui regulasi tersebut, jumlah bandara internasional dipangkas dari sebelumnya berjumlah 34 menjadi 17 bandara saja.

Bagaimana kabar Bandar Udara Minangkabau nasibnya? Ternyata Bandara Internasional Minangkabau tak jadi turun Status, Wali Kota Pariaman, Genius Umar, punya andil sebagai Kepala Daerah Pertama di Sumatera Barat

Dirinya, sangat  getol mempertahankan status BIM sebagai Bandara internasional, sampai menyurati Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Erick Thohir.

Baca Juga: Pj Wali Kota Pariaman Lantik 12 Pejabat Administrator dan Pengawas

“Saya menganggap peran penting Bandar Udara Minangkabau sebagai Bandara internasional di Sumatera Barat, karena itu, ketika mendengar kabar bahwa BIM turun status, saya langsung menyurati Menteri BUMN, Erick Thohir, pertanggal 15 Februari 2023 dengan Nomor 556/130/Disparbud/II-2023,” ujarnya ketika memberikan keterangan kepada Tim Media Center Dinas Kominfo Kota Pariaman.

Genius menuturkan bahwa BIM telah menjadi bandara internasional sejak Tahun 2005. BIM sendiri pertama kali dibangun pada tahun 2002,

Dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005, dan menjadi Bandara internasional, menggantikan Bandar Udara Tabing.

Baca Juga: Sukses Membawa Pemilik Burj Khalifa Keliling IKN, Erick Thohir: Investor Itu Penting

“Kalau BIM ini diturunkan statusnya, akan merusak perekonomian Sumbar umunya dan Kota Pariaman khususnya, dan hal ini telah dibuktikan dengan tingginya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah kita, sehingga hal ini perlu kita pertahankan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Genius yang sempat diwawancarai disalah satu televisi lokal ini mengatakan, bahwa keberadaan BIM, vital dalam menggerakkan ekonomi Provinsi Sumbar, yang bergantung pada pariwisata apalagi visi daerahnya berbunyi “Pariaman Kota Wisata, Perdagangan, Jasa yang Religius dan Berbudaya”.

“Kita di pemerintahan Kota Pariaman, berupaya untuk mewujudkan visi daerah tersebut, salah satunya dengan banyakya menggelar event di setiap tahunya, yang ada didalam CoE (Calender of Event) Kota Pariaman, dan fungsi BIM sebagai moda transportasi yang mempunyai peranan penting dalam mendatangkan wisatawan ke daerah kita,” tukasnya.Genius yang baru mendapat gelar kehormatan Profesor dari Junwoon University, Korea Selatan ini menyebut bahwa tanpa adanya BIM.

Baca Juga: Update Progres Pembangunan Infrastruktur IKN! Kejar Rampung Tahun Ini, Membangun Mimpi Masa Depan Indonesia di Kalimantan Timur

Tentu akan mengkerdilkan pariwisata yang ada Sumbar pada umumnya, padahal kita tengah menggeliatkan kunjungan destinasi wisata baik yang ada di Sumbar, maupun Kota Pariaman, untuk meningkatkan perekonomian daerah menjadi lebih baik lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat