bdadinfo.com

Trauma Banjir Lahar Dingin, Warga Agam Takut Tidur Saat Hujan - News

Trauma Banjir Lahar Dingin, Warga Agam Takut Tidur Saat Hujan (IST)

- Warga Kabupaten Agam, khususnya korban terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi, mengaku masih mengalami trauma pasca banjir yang terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024. Akibatnya, pola hidup mereka pun berubah.

Hatta Rizal, salah seorang warga Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, mengungkapkan bahwa hujan yang sebelumnya membuat tidur nyenyak, kini menjadi momok menakutkan.

"Kalau dulu, saat hujan turun, maka tidur kita akan tambah nyenyak di malam hari. Sekarang tidak, kami takut jika hujan, trauma banjir lahar," kata Hatta, Kamis 20 Juni 2024.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Jawa Kelas 2 Halaman 86-89 Gladhen Wulangan 4 Tantri Basa: Teks Cerita Narasi dan Percakapan

Sejak kejadian tersebut, warga di kampungnya terpaksa melakukan ronda malam secara bergantian. Mereka tidak hanya menjaga kampung dari risiko pencurian, tetapi juga memantau ketinggian debit air di pinggir sungai.

"Ronda makin intens terutama di kala hujan. Jujur saja, kami takut jika banjir kembali terulang," ujarnya.

Hatta menambahkan bahwa setiap kali debit air sungai meningkat, warga yang rentan seperti ibu dan anak harus diungsikan.

"Bayangkan, kami terpaksa mengungsikan orang tua dan anak-anak di tengah hujan. Meski debit air pada akhirnya terbilang aman, kami tak bisa mengambil risiko. Sekarang saya lihat, banyak warga kami yang terganggu kesehatannya," jelasnya.

Baca Juga: Mobil Listrik Baru Masuk Indonesia, 2 Varian GAC AION Y Plus Dibanderol Gak Sampai Rp500 juta, Pede Bakal Diterima Pasar

Perubahan pola hidup ini juga berdampak pada ekonomi warga. Banyak dari mereka yang terancam kehilangan pekerjaan karena lahan pertanian mereka tertimbun material lahar. Lahan yang tertimbun tersebut tidak bisa digarap, dan saluran irigasi pun rusak. Para petani hanya bisa menunggu respon dari pemerintah.

"Lahan pertanian yang tertimbun itu sama sekali tak bisa digarap. Seandainya digarap pun, saluran irigasinya telah rusak. Para petani hanya bisa menunggu respon dari pemerintah," katanya.

Hatta juga berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan Sabo Dam di hulu sungai untuk mengurangi kecemasan warga.

"Saya sangat berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan Sabo Dam di hulu sungai. Jika itu sudah dibangun, maka kecemasan kita akan berkurang. Saat ini semuanya penuh ketidakpastian," harapnya.

Jorong Cangkiang merupakan salah satu wilayah yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi. Di kampung ini mengalir sebuah sungai bernama Batang Aia Katiak yang berhulu dari Nagari Bukik Batabuah atau langsung dari Gunung Marapi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat