bdadinfo.com

3.000 Tentara Filipina dan AS Ikut Serta dalam Latihan Gabungan, China Geram! - News

3.000 Tentara Filipina dan AS Ikut Serta dalam Latihan Gabungan. (Reuters)

- Filipina dan Amerika Serikat (AS) meluncurkan latihan gabungan pada Senin 13 Maret 2023.

Fokus latihan gabungan militer Filipina dan AS itu adalah peningkatan kemampuan negara Asia Tenggara itu untuk melindungi dan mempertahankan wilayahnya dari ancaman eksternal.

Latihan gabungan militer Filipina dan AS itu dilakukan menyusul keputusan Presiden Ferdinand Marcos Jr pada bulan Februari lalu untuk memperluas akses AS ke pangkalan militer negaranya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Halaman 177 Bahasa Inggris Kelas 8 Semester 2 Kurikulum 2013 Collecting Information

Langkah ini jelas membuat marah China karena Filipina dipandang sebagai titik tumpu persaingan geopolitik antara dua kekuatan besar.

Lebih dari 3.000 tentara Filipina dan AS akan berpartisipasi dalam latihan tahunan selama tiga minggu yang disebut Salaknib, yang melibatkan beberapa latihan senjata kecil, tembakan langsung artileri dan mortir, serta proyek konstruksi.

“Skenarionya akan melibatkan pertahanan kepulauan Filipina dari potensi agresor asing,” kata Panglima Angkatan Darat Filipina Letnan Jenderal Romeo Brawner kepada wartawan setelah upacara pembukaan, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Banggakan Pesisir Selatan! SMKN 1 Painan Juara 1 Lomba Lagu Panggilan Jihad

Brawner menambahkan bahwa dikarenakan ini adalah latihan angkatan darat, pihaknya akan berfokus pada operasi pertahanan seperti pertahanan udara dan juga pertahanan dari garis pantai.

Sebagian besar kegiatan akan berlangsung di Fort Magsaysay, kamp militer terbesar Filipina, dan salah satu dari lima lokasi yang dapat diakses Amerika Serikat di bawah Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) dengan Manila.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Amerika Serikat dapat menggunakan pangkalan untuk pelatihan bersama, pra-penempatan peralatan dan pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, penyimpanan bahan bakar, dan perumahan militer, tetapi tidak untuk mempertahankan kehadiran permanen.

Baca Juga: Silicon Valley Bank Ditutup, OJK: Tak Berdampak Langsung ke Indonesia

China mengecam perluasan perjanjian itu, menyebutnya sebagai bagian dari upaya AS untuk mengepung dan menahan China melalui aliansi militernya dengan negara Filipina.

“Dengan melakukan ini, AS tidak hanya meningkatkan ketegangan, mendorong perpecahan antara China dan Filipina, tetapi juga telah mengganggu dan mengecewakan upaya bersama negara-negara di kawasan ini untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” ungkap juru bicara itu Kedutaan Besar China di Manila.

Filipina belum mengungkapkan pangkalan tambahan yang akan diakses Amerika Serikat, tetapi seorang mantan panglima militer mengatakan mereka termasuk pangkalan di pulau Luzon, menghadap ke utara menuju Taiwan, dan di Palawan di barat daya, dekat Spratly yang disengketakan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat