- Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat (AS) menanggapi kritik Presiden AS Joe Biden terhadap rencana Rusia yang akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus.
Rusia menyebut penempatan senjata nuklir taktis itu merupakan hak kedaulatan Rusia dan Belarus untuk memastikan keamanan dengan cara mereka sendiri.
"Adalah hak kedaulatan Rusia dan Belarus untuk memastikan keamanan dengan cara yang kami anggap perlu di tengah perang strategi skala besar yang dilancarkan Washington terhadap kami," ungkap Kedutaan Besar Rusia di AS dalam pernyataannya.
Baca Juga: Imbauan Kemenag untuk Jemaah Haji di Madinah: Jangan Belanja Berlebihan
Tak hanya itu, Rusia justru menuduh bahwa AS sendiri telah menempatkan senjata nuklir di Eropa berpuluh-puluh tahun lalu.
Bersama para sekutu AS di NATO, mereka ikut mengatur senjata nuklir dan melatih banyak skenario penggunaan senjata nuklir terhadap Rusia.
Sebelumnya, Rusia telah mengumumkan bahwa mereka telah bersiap menempatkan senjata nuklir di Belarus.
Baca Juga: Ngos-Ngosan Hadapi Akane Yamaguchi di Set Kedua, Gregoria Mariska Tunjung Akui Kesalahan Fatal Ini
Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko menegaskan bahwa senjata itu sudah dalam proses penempatan.
Menanggapi hal tersebut, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa pihak AS mengecam rencana Rusia itu.
Namun Kedutaan Besar Rusia menyebut kecaman AS terhadap rencana Rusia itu munafik.
Baca Juga: 5 Imbauan Kemenag untuk Jemaah Ibadah Haji 1444 H Agar Tetap Aman dan Nyaman di Tanah Suci
Mereka mengatakan seharusnya AS melakukan introspeksi terlebih dahulu sebelum melayangkan tuduhan kepada orang lain.
Sebagai informasi, senjata nuklir taktis digunakan di medan tempur dan biasaya memiliki efek lebih kecil dibandingkan senjata nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota.***