- Presiden Republik Indonesia, Jokowi menegaskan, bahwa ciri kepemimpinan yang baik untuk Indonesia yang maju itu janganlah seperti meteran POM Bensin.
Hal ini disampaikan oleh Jokowi saat memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara peluncuran Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Kamis, 15 Juni 2023.
“Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran POM bensin, kalau meteran POM bensin itu, ‘Pak dimulai dari nol ya’ apakah kita mau seperti itu? ndak kan,” ucap Jokowi dikutip dari kanal youtube Sekretariat presiden.
Baca Juga: Dikabarkan jadi Tersangka Korupsi, Ternyata Segini Harta Kekayaan Mentan Syahrul Yasin Limpo
Baca Juga: Bunda Wajib Tahu! Ini 4 Tips Lindungi Anak dari Gejala Dermatitis Atopik
Presiden ke-7 Republik Indonesia itu menyampaikan persoalan kepemimpinan tersebut terkait dengan keberlanjutan dari visi dan strategi menuju Indonesia emas 2045 mendatang.
Sebab menurutnya untuk mencapai keinginan menjadi Indonesia emas 2045 dan menjadi salah satu negara dalam lima besar perekonomian dunia tersebut, harus ada keberlanjutan dan kesinambungan.
“Kalau sudah kepemimpinan satu, dua, tiga sudah sampai ke SMA, mestinya kepemimpinan yang keempat itu diteruskan untuk masuk ke Universitas, jangan balik lagi ke SD lagi,” jelasnya.
Bahkan ia menegaskan bahwa kepemimpinan itu juga jangan seperti goyang poco-poco, atau dapat dimaknakan maju mundur, sehingga keinginan menuju Indonesia Emas 2045 menjadi terhalang.
Keinginan Jokowi mengenai kepemimpinan dan keberlanjutan porgram-program yang telah dibangunnya tersebut bukanlah barang baru ditengah isu-isu konstelasi politik menuju pemilu 2024 mendatang.
Bahkan beberapa waktu lalu, presiden Jokowi pernah mengundang sejumlah pimpinan redaksi (Pemred) media serta konten kreator ke istana kepresidenan Jakarta.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Sampaikan Klaim yang Mengejutkan, Sesumbar Liga Arab Saudi Lebih Baik
Dilansir dari berbagai sumber, dalam pertemuan tersebut Jokowi membicarakan menganai program-program yang telah dilakukannya dan pentingnya tentang keberlanjutan program tersebut.
Bahkan kemudian dari pertemuan tersebut, muncul kalima yang kontroversial dari ucapan presiden, yakni mengenai kalimat cawe-cawe dalam pemilu 2024 yang mengandung multitafsir.