bdadinfo.com

Usai Kasus Pungli, Kini Petugas Rutan KPK Terciduk Cabuli Istri Tahanan, Netizen: Penegak Hukum Rusak Semua! - News

Penegak Hukum Rusak Semua Usai Kasus Pungli Rp 4 Miliar Petugas Rutan KPK Terciduk Cabuli Istri Tahanan (Instagram @official.kpk)

-- Netizen geram hingga sebut penegak hukum rusak semua. Usai Dewas bongkar kasus pungli Rp 4 miliar, kini petugas rutan KPK terciduk cabuli istri tahanan

Dimana sebelumnya anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK, yakni Albertina Ho menuturkan bahwa pihanknya menemukan dugaan praktik pungli di Rutan KPK sejak Desember 2021 hingga Maret 2022 yang nilainya mencapai hingga Rp 4 miliar.

Namun Novel Baswedan mengungkapkan bahwa dirinya tidak percaya bahwa kasus Rutan KPK dibongkar pertama kali oleh Dewas.

Baca Juga: Teka Teki Terjawab, Intelijen AS: Tidak ada bukti langsung COVID dimulai dari laboratorium Wuhan

Karena ia menuturkan bahwa awal mula terbongkarnya kasus pungli Rp 4 miliar di Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi justru berawal dari laporan salah seorang istri tahanan terkait perlakuan asusila oleh petugas KPK.

"Saya tidak percaya bahwa kasus Rutan dibongkar Dewas KPK. Awal mula kasus Rutan KPK karena ada laporan dari istri tahanan KPK yang mendapat perlakuan asusila oleh petugas KPK," tulis Novel Bawedan dikutip dari akun twitter pribadinya.

"Bagaimana bisa Dewas KPK mengungkap kasus? Menurut Ketua Dewas KPK mereka tidak bisa diharapkan, karena tidak punya kewenangan," jelasnya.

Baca Juga: Terjadi Lagi, 11 Orang Terluka Pada Penerbangan Cathay Pacific

Usai Novel Baswedan menulis cuitan twitter tersebut, netizen pun mulai ramai memberikan beragam tanggapannya. 

"Dewas mengeluarkan hal yang sudah lama terjadi untuk mendinginkan situasi atas kesulitannya menjangkau ketua," ujar salah satu warganet.

Menurut warganet lainnya, kita hanya bisa percaya sama yang Maha Kuasa aja.

Baca Juga: Viral Istri Wali Kota Palu Pamer Harta, Harga Tas yang Dikenakannya Bukan Main!

Orang-orang Indonesia menurutnya sangat sulit diharapakan kredibelnya karena hampir rata-rata semua takut kehilangan pekerjaannya.

"Jadi sifatnya banyak yang cuma gertak sambel, sulit diharapkan seperti di negara lain yang maju," sambungnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat