bdadinfo.com

Harga Pinang Anjlok, Petani di Sumbar Ramai-ramai Tebang Pohon Pinang - News

Harga pinang anjlok, petani Sumbar ramai-ramai tebang pohon pinang  (Ist)

- Ketua Asosiasi Eksport Pinang Indonesia, Ramal Saleh menyebutkan harga pinang turun drastis belakangan ini. Hal ini membuat petani di Sumbar ramai-ramai menebang pohon pinangnya.

"Ya betul, petani pinang Indonesia ramai-ramai menebang pohon pinang nya karena harga pinang sudah di titik nadir. Bahkan hasil penjualan tidak cukup lagi menutup biaya pemeliharaan kebun," ucap Ramal yang juga pernah menjabat Ketua KADIN Sumbar periode lalu ini kepada Haluan, Sabtu, 24 Juni 2023.

Ia menyebut saat ini pinang hanya dihargai Rp3.500 per kg di tingkat petani.

Baca Juga: Hasil Sprint Race MotoGP Belanda 2023: Bezzecchi Podium Satu, Quartararo Bangkit dari Keterpurukan

Menurutnya, naik turun harga di pasaran itu hal yang normal tergantung supply dan demand. Tetapi saat ini terjadi saluran distribusi yang terhambat regulasi. 

"Saya ekspor pinang dari tahun 1990, sebelumnya tidak ada masalah regulasi. Soal naik turun harga di pasaran itu hal normal tergantung demand and supply, tapi saat ini terjadi saluran distribusinya yang terhambat oleh regulasi," ujarnya.

Di India harga pinang saat ini, masih sekitar Rp50-60 ribu per kg, di Pakistan lebih mahal lagi.

Baca Juga: Temu Ramah dengan Konsumen di Padang, Wuling Gelar Gathering dan Test Drive

"Waktu keadaan normal export pinang  200-250 ribu ton per tahun. Harga normal USD 1800-2000 per ton," ucapnya. 

Ramal menyayangkan pemerintah dalam situasi ini seharusnya melakukan negosiasi. Ini menjelaskan kondisi yang terjadi di lapangan. 

"Di pasar pinang 2 negara pengimpor nya Pakistan dan India, ada masalah regulasi. Yaitu pasar Pakistan baned dari beberapa tahun yang lalu dan India menaikan import duty nya sampai 150 persen karena melindungi petani pinang dalam negeri mereka. Sudah beberapa tahun terakhir export pinang Indonesia melalui negara ke 3, dari negara ke 3 dikirim ke negara tujuan lewat perbatasan. Pada 1 tahun terakhir pintu perbatasan ditutup rapat dan ketat. Seharusnya sudah ada peran peran pemerintah untuk nego g to g," katanya.

Baca Juga: Fakta Unik Caffe Latte! Menu Kopi Terfavorit di Coffee Shop

Hal itu sebab pemerintah Indonesia sudah banyak memberi kelonggaran untuk import buah dari Pakistan dan import kacang tanah, dan daging kerbau dari India.

"Banyak negara sekarang sedang berusaha melindungi pasar dalam negerinya. Berbagai non tariff barier diberlakukan untuk menghambat import dari negara lain.

"Bagi petani India mulia, bagi petani Indonesia sengsara. Pemerintah India sudah berbuat, Pemerintah kita bagaimana?," ujar Ramal Saleh mempertanyakan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat