bdadinfo.com

Mengenal Syekh Sialahan, Sosok Ulama Penyebar Agama Islam di Solok Sumatera Barat - News

Mengenal Syekh Sialahan, Sosok Ulama Penyebar Agama Islam di Solok Sumatera Barat/Wikipedia


- Masjid merupakan salah satu objek wisata terpenting bagi umat Islam seperti masjid tua yang berada di Solok, Sumatera Barat yakni Surau Latiah.

Masjid ini menyimpan banyak sejarah dalam penyebaran agama Islam di Solok, Sumbar dan merupakan Surau tertua di kecamatan Lubuk Sikarah.

Keberadaan masjid ini berkaitan dengan keberadaan Syekh Sialahan, seorang ulama Minangkabau yang suka berdakwah didaerah tersebut.

Baca Juga: Deretan Putra Minang di Mata Uang 3 Negara Asing Bestie Inggris, Nomor 3 Mantan Presiden

Masjid ini juga tercatat sebagai cagar budaya di balai pelestarian Sumatera Barat dan bangunan ini memiliki luas 22x12 m diatas lahan 24x24 m dengan model arsitektur rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang .

Sebagian besar masyarakat Solok memangilnya dengan Syekh Sialahan namun beliau memiliki nama Husin bin Mahmud.

Beliau pertama kali menyiarkan agama Islam di Kabupaten Tanah Datar maka masyarakat Solok memberikan gelar Kepada beliau setelah berhasil menyiarkan agama Islam di sialahan.

Beliau berdomisili ke kota Solok tepatnya di Kecamatan Lubuk sikarah dan Surau Latiah dibangun guna kepentingan penyebaran agama Islam di daerah Solok dan sekitarnya.

Baca Juga: Memiliki 12 Kabupaten dan 7 Kota, Berikut Wilayah Sumbar yang Memiliki Destinasi Wisata Pantai

Beberapa tahun setelah mendirikan Surau tersebut Allah subhanahuwata'ala memanggilnya untuk menghadap ke hadiratnya pada tanggal 26 Oktober tahun 1917.

Namun dimasa penyebaran agama Islam, Syekh Sialahan menemui hambatan dari kakaknya sendiri yang merupakan seorang pemuka adat yang bergelar Datuk Bandaro.

Kakaknya cenderung berpihak pada Belanda dan pada awal berdirinya masjid yang saat itu hanya berdinding bambu yang dianyam dengan beratapkan ijuk.

Setelah Syekh meninggal dinding bangunan tersebut diberi plester dengan semen pada bagian lantai dan loteng diganti dengan material baru.

Lalu di dalam surau yang asli sudah dilapisi dengan papan untuk memperkuat dan pencegahan terhadap rayap.

Surau ini kemudian diurus dan dikelola oleh cucunya Syekh yaitu Sultan bin regang ia diberi gelar aktif. Surau menjadi tempat ibadah untuk ilmu dan kegiatan ajaran tasawuf dalam Islam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat