- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerja sama dengan PT Magna Beatum dalam pembangunan Plaza Cinde pada 2017.
Pembangunan Plaza Cinde sudah sempat dilakukan, tapi mangkrak karena pandemi Covid-19 melanda.
Padahal sebanyak 250 pedagang terkena imbas karena harus mengosongkan lokasi pembangunan Plaza Cinde sejak Juli 2017.
Baca Juga: Menelusuri Kekayaan Bobby Nasution, Gubernur Sumatera Utara yang juga Menantu Presiden Jokowi
Plaza ini mulanya bernama Pasar Cinde, diisi pedagang dengan konsep pasar tradisional di pusat kota.
Kemudian, muncul rencana membuat kawasan dagang tersebut menjadi lebih modern, dengan mendirikan plaza.
Pembangunan Plaza Cinde pada 2017 lalu direncanakan menggabungkan nuansa tradisional dan modern.
Adapun nuansa tradisional dengan tetap melibatkan para pedagang yang lebih dulu menempati area Pasar Cinde.
Untuk nuansa modern, direncanakan akan diisi sejumlah pedagang dari kalangan menengah ke atas.
Jika pembangunan sesuai rencana, Plaza Cinde seharusnya sudah diisi berbagai tenant, seperti KFC, Aming Tailor, Martabak HAR, dan sebagainya.
Baca Juga: Mengenang Bagindo Aziz Chan, Pahlawan Nasional asal Sumbar yang Meninggal Di usia Muda
Pihak Aldiron menyediakan lapak untuk 700 pedagang tradisional dan 1000 lapak pedagang menengah ke atas.
Rencana tersebut hanya angan-angan belaka. Sebab, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memutus kontrak dengan Aldiron.