bdadinfo.com

Bukan Main Bos Supermarket Islami Asal Padang, Ogah Keruk Untung Besar, Secukupnya Saja Contoh Nabi Muhammad - News

Bukan main, bos supermarket islami asal Padang ogah keruk untung besar, secukupnya saja teladani Nabi SAW (Harianhaluan.com)

- Pengusaha supermarket islami asal Padang Sumatera Barat, Rusman Maamoer punya prinsip teguh dalam menjalankan bisnisnya lho.

Kalau umumnya yang namanya bos atau pengusaha pastinya menginginkan keuntungan sebesar mungkin. Nah bos supermarket islami asal Padang ini beda banget lho.

Bos supermarkert islami itu ogah ambil keuntungan yang mengeruk banget. Ambil keuntungan secukupnya saja deh, sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Gubernur Edy Rahmayadi Meminta Evaluasi Sistem Zonasi PPDB di Sumatera Utara

Penasaran bagaimana bos supermarket islami Rusman Maamoer menjalankan bisninya, yuk simak selengkapnya.

Rusman Maamoer mengaku menjalankan prinsip dagang yang dipraktekkan Nabi Muhammad SAW.

Sebagai bos supermarket islami di swalayan Tip Top, bos asal Padang itu tegaskan hanya jual barang halal di bisnisnya.

Baca Juga: Dua Pengusaha Depok Ini Tilep Duit Pajak 7 Perusahaan di Sumsel, Segini Nilainya

Barang haram auto dicoret dan tidak ada di tempat rak rak Tip Top. Soal keuntungan dia nggak mau ambil untung gede, dia ingat dan ngikut teladan Rasulullah SAW.

Rusman mengatakan sepanjang yang ia ketahui, Nabi Muhammad berdagang sesuai dengan hati nuraninya, tidak mau menipu, mencelakakan atau menganiaya orang.

"Ini saya coba terapkan. Bagi saya kalau sudah cukup untung 2 sampai 3 persen, jangan mengambil 5 atau 10 persen. Setahu saya prinsip dalam Islam itu, carilah pendapatan secukupnya untuk dirimu. Jadi walaupun barangnya halal, tapi kalau harganya mahal, bagi saya tidak baik, dan tidak Islami juga jadinya," jelas Rusman dikutip dari Majalah Tarbawi, Kamis 27 Juli 2023.

Baca Juga: Batu Lobang, Terowongan Mirip Goa Zaman Belanda di Tapanuli Tengah yang Menyimpan Banyak Misteri

Makanya dengan prinsip itu, bos supermarket islami itu auto nggak tergiur dengan tawaran atau iming iming keuntungan besar maksimal untuk jual barang haram.

"Tawaran dari supplier barang yang tidak Islami, misalnya minuman keras, bukannya tidak ada. Bahkan fasilitasnya mudah dan keuntungannya besar. Saya tetap menolak semuanya," kata Rusman.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat