bdadinfo.com

Menelusuri Jejak Hindu-Budha, Peninggalan Masa Klasik di Tanah Minangkabau Sumatera Barat - News

Peninggalan Masa Klasik di Sumatera Barat (Kemendikbud)

- Pulau Sumatera, yang juga dikenal sebagai Suvarnabhumi, merupakan pulau yang memiliki banyak peninggalan budaya dari masa klasik, yaitu masa pengaruh Hindu-Budha.

Beberapa candi kuno telah ditemukan di pulau ini, seperti Candi Muara Takus di Riau dan Candi Bahal di Sumatera Utara.

Namun, candi-candi yang ada di Sumatera Barat belum banyak diketahui publik, kecuali oleh kalangan tertentu yang tertarik pada penelitian.

Baca Juga: 10 Deretan Fakta Menarik, Unik, dan Wajib Diketahui Tentang Provinsi Sumatera Barat

Stereotipe mengenai Sumatera Barat seringkali terbatas pada gambaran tentang rumah gadang, tari piring, dan kehidupan kebudayaan dan keagamaan yang kental. 

Padahal, Ranah Minangkabau, sebenarnya memiliki banyak peninggalan budaya masa lalu yang berasal dari interaksi dengan agama dan kebudayaan Hindu-Budha.

Pengaruh budaya Hindu-Budha di Sumatera Barat dapat ditelusuri sejak tahun 1208 Saka atau 1286 M, dimulai dari peristiwa Ekspedisi Pamalayu. 

Kitab Pararaton dan Kitab Negarakrtagama, yang merupakan naskah Jawa Kuno, mencatat bahwa pada tahun 1275 M, Raja Krtanagara mengirimkan ekspedisi ke Malayu dengan tujuan menjalin persahabatan antara Kerajaan Singhasari (Jawa) dengan Malayu Dharmasraya (Sumatera) untuk bersama-sama menahan ekspansi Kaisar Khubilai Khan dari Cina.

Dalam upaya mempererat persahabatan antara kedua kerajaan, Krtanagara mengirimkan Arca Amoghapasa pada tahun 1286 M kepada Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa yang berkuasa di Malayu Svarnabhumi. 

Baca Juga: Wow! Pindah ke Al Ettifaq, Jordan Henderson Resmi Jadi Pemain Inggris dengan Gaji Tertinggi

Arca Amoghapasa merupakan pahatan kelompok arca yang menggambarkan dewa Amoghapasa, sejenis penjelmaan Boddhisattwa Awalokiteswara dalam agama Budha yang bersifat demonis, dan ditemani oleh 13 dewa lainnya.

Arca ini kemudian ditempatkan di Dharmasraya, Padangroco (Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat). 

Meski belum diketahui dengan pasti penyebab terpisahnya arca dengan lapiknya tersebut, arca Bhairawa yang ditemukan pada tahun 1935 dipindahkan ke Bukittinggi, lalu dibawa ke Jakarta, dan kini berada di Museum Nasional Jakarta.

Lokasi Situs Padangroco, Situs Rambahan, dan Situs Pulau Sawah (tempat kompleks Candi Pulau Sawah berada) sebelumnya menjadi satu kesatuan yang penting semasa Kerajaan Malayu Dharmasraya. 

Pada masa kekuasaan Raja Adityawarmman, pusat pemerintahan Malayu Dharmasraya kemudian dipindahkan ke daerah Pagarruyung, Batusangkar (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat