bdadinfo.com

Ibu-ibu di Sumatera Barat Kumpulkan Emas Beli Pesawat Tempur untuk Menembus Blokade Belanda - News

Ibu-ibu di Sumatera Barat Kumpulkan Emas Beli Pesawat Tempur untuk Menembus Blokade Belanda

- Upaya mempertahankan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dalam lintasan sejarah melibatkan berbagai pihak dan elemen rakyat pada tahun 1947.

Rakyat Sumatera Barat terutama dari kalangan perempuan dengan sukarela mengumpulkan berbagai perhiasan emas untuk membeli pesawat tempur pertama

Bagi pemerintah Republik Indonesia pembelian pesawat tempur jenis Avro Anson yang diinisiasi wakil presiden Muhammad Hatta ini dimaksudkan pemerintah RI sebagai upaya menembus blokade militer Belanda yang kalau itu hendak kembali menancapkan kekuasaannya di Indonesia.

Baca Juga: Sumbangsih 15 Kg Emas Perempuan Minang untuk Pesawat Terbang Pertama Indonesia

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia pemerintah kerajaan Belanda lewat pemerintah sipil Hindia Belanda atau NICA atau pemerintahan sipil Hindia Belanda dan sekutu terus berupaya menancapkan kembali kekuasaan.

Jadi Indonesia pihak NICA Belanda misalnya tidak hanya berupaya melumpuhkan kekuatan pemerintah RI lewat aksi blokade laut wilayah Indonesia yang mereka terapkan sejak akhir tahun 1945.

Namun pada 21juli 1947 pasukan kita juga melancarkan Agresi Militer untuk menduduki sejumlah wilayah RI untuk menghadapi berbagai tekanan yang dilancarkan nikah Belanda dan kemungkinan diserangnya kota Jogjakarta yang kala itu menjadi ibukota pemerintah RI.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Jakarta Medan pada Agustus 2023, Ada Super Air Jet sampai Garuda Indonesia

Pemerintah Soekarno Hatta melakukan berbagai langkah antisipasi antara lain menyiapkan Kota Bukittinggi di Sumatera Barat sebagai alternatif ibukota pemerintahan RI sementara

Wilayah kota Yogyakarta diserang pasukan NICA Belanda untuk kepentingan ini pada tahun 1947 wakil presiden Muhammad Hatta berkantor di Bukittinggi dan menjalankan tugas-tugas pemerintahan dari kota ini

"Selama tujuh bulan Bung Hatta sampai di Bukittinggi itu bulan Juni 1947. Kemudian langsung aktif memimpin pemerintahan dari Bukittinggi karena itu disebut adalah ibukota kedua Republik Indonesia," ungkap Peneliti Sejarah, Hasril Chaniago yang dilansir dari kanal youtube MetroTV baru-baru ini.

Sementara itu aksi blokade yang dilancarkan Belanda dengan menutup jalur perdagangan keluar masuk wilayah RI dan aksi pengambilalihan paksa hasil-hasil perkebunan oleh Belanda membuat pemerintahan RI mengalami banyak kerugian hingga terjadi hiperinflasi dan kekosongan kas negara

Sementara, menurut Pegiat Sejarah Sumatera Barat, Syamdani menjelaskan melalui blokade ekonomi ini kawasan laut juga diblokade oleh pemerintah kolonial Belanda sehingga hubungan antara Indonesia dengan luar negeri juga mengalami permasalahan pesen darah rendah bisa lagi kota-kota utama seperti Padang, Palembang, Medan ini dikuasai oleh Belanda.

Padahal kota-kota tersebut adalah kota yang memiliki pelabuhan laut kerugian negara yang begitu besar akibat blokade jalur laut dan darat yang dilakukan Belanda memaksa jajaran pemerintah RI terus mencari jalan untuk menembus blokade Belanda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat