bdadinfo.com

Mengungkap Jejak Kolonialisme di Kabupaten Agam, Punya Peran Penting dalam Melawan Penjajah - News

Sungai Pua sekitar 1900 sampai 1915 (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Kabupaten Agam, Sumatera Barat tak hanya menyimpan keindahan alamnya, tetapi juga menawarkan lapisan sejarah yang kaya dan berwarna.

Kabupaten Agam ini memiliki peranan penting dalam perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan kolonial Belanda.

Bahkan, Kabupaten Agam meninggalkan jejak fisik dan budaya yang hingga kini masih terasa nyata.

Baca Juga: Ngeri-ngeri Sedap, Jambi Teken Proyek JTTS Tahap II Senilai Rp2,7 Triliun, ke Palembang Jadi Makin Cepat 

Setelah Belanda meninggalkan tanah Agam, warisan fisik mereka tetap abadi dalam bentuk bangunan bergaya Belanda dan benda-benda khas penjajah.

Pengaruh Belanda juga meresap dalam budaya lokal, khususnya suku Minangkabau.

Melihat pada bangunan megah Rumah Gadang yang menyatu dengan arsitektur kolonial, kita dapat mengamati harmoni perpaduan dua budaya yang berbeda namun saling melengkapi.

Baca Juga: Hidden Gem Kepulauan Mentawai! Intip Pesona Pantai Matobe di Sumatera Barat yang Memanjakan Mata

Tak terkecuali kota Bukittinggi, di mana hadirnya landmark Jam Gadang dengan menara dan jam di puncaknya menjadi simbol nyata keberadaan Belanda yang telah dikenal secara luas.

Namun, warisan kolonialisme juga memancarkan cahayanya di berbagai sudut Kabupaten Agam, termasuk Kecamatan Sungai Puar.

Lokasi strategis dengan pemandangan pegunungan yang indah menjadikan daerah ini tempat yang ideal untuk pemukiman.

Baca Juga: Intip Keindahan Pantai Tanjung Pendam, Tempat Terbaik Menikmati Sunset di Kepulauan Bangka Belitung

Di sinilah kita dapat menemukan bangunan berarsitektur Belanda yang unik, menampilkan angka tahun pendirian dan bahkan tahun renovasi, mengungkapkan sejarah panjang di balik dinding-dinding tersebut.

Jejak Belanda tidak hanya tercermin dalam fisik bangunan, tetapi juga dalam struktur pemerintahan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat