bdadinfo.com

Inilah Fakta Tersembunyi Benteng Fort de Kock Bukittinggi yang Belum Banyak Orang Tahu - News

Lukisan Benteng Fort de Kock yang asli yang dibuat pada zaman Hindia Belanda (dok. KLTIF)   

 - Nama Fort de Kock ternyata tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kota Bukittinggi. Namun siapa sangka, nama yang kini juga dikenal sebagai sebuah benteng peninggalan kolonial Belanda saat menguasai Indonesia memiliki fakta tersembunyi di belakangnya.

Dr. Zulqaiyyim, Sejarahwan Universitas Andalas menyebutkan, bangunan objek wisata yang kini dikenal sebagai Benteng Fort de Kock itu sebenarnya hanyalah sebuah tempat penyimpanan cadangan air oleh Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu.

Baca Juga: Kuliah di Universitas Fort de Kock, Dapat Dua Ijazah Dalam dan Luar Negeri

“Yang kita lihat sekarang itu adalah tempat penampungan cadanga air. Memang ada aliran air yang lewat ke Kota Bukittinggi pada masa itu. Namun mungkin Belanda berfikir, saat aliran air itu di sabotase, Bukittinggi pada masa itu juga tetap harus memiliki cadangan air,” ujarnya kepada , Seni 19 Desember 2022.

Ia menjelaskan, Benteng Fort de Kock yang dimaksut tersebut bukanlah berbentuk permanen seperti saat sekarang. Fort de Kock yang dimaksut adalah kubu pertahanan sederhana yang berbentuk parit-parit pertahanan seperti era perang parit di eropa pada Perang Dunia 1.

Baca Juga: STIKes Fort de Kock Gugat Pemko Bukittinggi ke PTUN

“Bentuk aslinya seperti parit-parit. Bukan terbuat dari batu dan semen, karena pada masa itu semen belum ada. Seperti bangunan sederhana lah, dinding papan beratap rumbio (ijuk). Tetapi di dalamnya sudah dilengkapi penjara dan barak militer,” tuturnya.

Benteng Fort de Kock sendiri adalah sebuah benteng yang berada di Bukit Jirek yang dibangun oleh Kapten Bouer pada tahun 1825. Saat itu, militer di Sumatera dipimpin oleh Hendrik Merkus de Kock. Waktu itu ia menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Dari namanya lah diambil nama Fort de Kock.

Pembangunan benteng itu sendiri dirasa perlu saat Perang Paderi meletus. Sebelum bernama Fort de Kock, benteng itu hanya bernama Sterreschans yang memiliki arti benteng pelindung. Namun setelah Perang Paderi padam, bangunan benteng dirasa tidak dibutuhkan lagi.

“Setelah Perang Paderi usai, Benteng Fort de Kock dianggap tidak bermamfaat lagi. Saat itu kamp tantara Hindia Bekanda sudah dipindahkan lagi ke Lapangan Wirabraja (Lapangan Kantin) sekarang. Karena tidak dimamfaatkan lagi, akhirnya benteng tersebut beralih fungsi pada akhir abad ke-19,” ucapnya.

Setelah tidak difungsikan lagi sebagai benteng, akhirnya kawasan Bukit Jirek dijadikan objek wisata dengan dibangunnya Tugu Lilin Bintang dan dibangun juga tempat penyimpanan cadangan air seperti yang berdiri hingga saat ini. (*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat