bdadinfo.com

Mengenang Socrates, Si Bengal yang Tetap Jadi Legenda Brasil - News

Socrates (1954-2011)

Brasil adalah sebuah negara yang terletak di benua Amerika Selatan. Negara paling besar di Amerika Selatan ini dikenal oleh dunia tentang kehebatannya dalam olahraga sepak bola. Banyak pemain-pemain top dunia yang berasal dari negara yang mempunyai olahraga Capoeira ini. 

Brasil sukses meraih lima gelar Piala Dunia dan hingga kini belum ada negara yang bisa menyamai keberhasilan Brasil di kompetisi sepak bola dunia tersebut. Saat ini Brasil masih konsisten dan terus menjalankan misinya agar dapat meraih gelar keenam Piala Dunia pada Piala Dunia 2022.

Ronaldo de Lima, Ronaldinho, Pele, Kaka, Neymar, Roberto Carlos, Cafu, Juninho, dan Rivaldo adalah sederet pesepak bola top dunia yang berasal dari Brasil. Namun mungkin sangat asing untuk bukan penggemar Brasil jika mendengar nama Socrates.

Sebagian besar orang ketika mendengar nama Socrates pasti langsung tertuju dengan Socrates seorang filsuf asal Yunani. Bagi penggemar berat sepak bola, Socrates adalah seorang pesepak bola yang mempunyai intelektualitas tinggi. Namun ia gemar mengkonsumsi alkohol dan seorang perokok berat yang tak bagus untuk karir sepak bolanya

Socrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliviera atau yang lebih dikenal dengan nama Socrates ini lahir di Belem, Para, Brasil pada 19 Februari 1954. Keluarganya pindah ke Ribeirao Preto, Sao Paolo, Brasil saat Socrates masih berusia sekitar 6 tahun.

Ayahnya sangat gemar membaca buku dan membuat perpustakaan kecil dirumahnya. Di perpustakaan tersebut berisi buku-buku filsafat dan karya-karya dari penulis yang kritis tentang keadaan sosial. 

Namun ayahnya terpaksa merobek buku-buku koleksi ayahnya di perpustakaan kecil yang berada di kediamannya pada saat Kudeta Milter 1964 yang berlangsung dari 31 Maret 1964 hingga 1 April 1964. Socrates yang saat itu masih berumur 10 tahun terheran-heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya yang merobek buku-buku di perpustakaan kecilnya.

Socrates kecil tak berkeinginan untuk menjadi seorang pesepak bola profesional. Ia ingin sekali menjadi dokter yang bisa menolong sesama. Sepak bola hanya sebatas hobi saja bagi dirinya saat itu. 

Ia tak menjalani sekolah sepak bola apapun atau masuk ke akademi klub-klub sepak bola di Brazil. Namun Socrates remaja ini cukup menarik perhatian salah satu klub di kotanya yakni Botafogo. 

Botafogo akhirnya merekrut Socrates pada tahun 1973 dan ia mulai menjalani karir sepak bola profesionalnya bersama klub tersebut pada tahun 1974. Di saat menjalani karir sepak bola profesionalnya, ia juga menyelesaikan studinya untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

Socrates dan Botafogo memiliki kesepakatan bersama ketika Socrates masih menyelesaikan studinya di Faculdade de Medicina de Ribeirão Preto, sekolah kedokteran University of Sao Paulo. Botafogo memperbolehkan Socrates tak ikut latihan tim demi kelancaran studinya dan ia hanya diwajibkan untuk bermain di pertandingan utama saja. 

Hal tersebut membuat Socrates mau menerima ajakan Botafogo dan ia menjalani karir sepak bola profesional sambil meraih cita-citanya untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran. Socrates resmi mendapatkan gelar sarjana kedokteran pada tahun 1977. 

Pemain yang mempunyai ciri khas rambut ikal ini kemudian direkrut oleh Corinthians pada tahun 1978 dan menikmati masa kejayaannya di klub tersebut. Ia menjadi salah satu pemain andalan di klub tersebut dan memimpin sebuah pemberontakan di klub tersebut.

Pada tahun 1981, Socrates dipercaya untuk menjadi kapten klub Corinthians. Momen tersebut ia gunakan untuk melakukan aksi protes terhadap gejolak politik dan sosial yang terjadi pada Brasil saat itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat