- Kota Bukittinggi yang dikenal dengan kota perekonomian nomor 2 terbesar di Sumatera Barat.
Perekonomian kota Bukittinggi yang mana berasal dari sektor kesehatan, sektor pakaian, sektor tempat rekreasi, sektor pendidikan dan lain-lain.
Dilansir dari laman bukittinggikota.bps.go.id pada bulan Juli 2023 terjadi inflasi YoY (year on year) di kota Bukittinggi sebesar 2,47 persen dengan IHK (indeks harga konsumen) sebesar 116,18.
Baca Juga: Manjakan Mata dengan Pesona Raja Ampat ala Riau dari Puncak Bukit Ini, Belum Banyak yang Tahu!
Sedangkan tingkat inflasi untuk MtM (month to month) kota Bukittinggi bulan Juli 2023 terhadap bulan Juni 2023 sebesar 0,36 persen dan tingkat inflasi kalender sebesar 1,15 persen.
Kota Bukittinggi mendapatkan peringkat 64 dari 90 kota IHK, yang mana untuk angka tertinggi terjadi di kota Merauke dengan angka 5,21 persen dan yang terendah di kota Gunungsitoli sebesar 0,50 persen per bulan Juli.
Peringkat yang didapat oleh kota Bukittinggi dari bulan Juni ke bulan Juli meningkat secara signifikan, di bulan Juni kota Bukittinggi mendapatkan peringkat 80 dari 90 kota IHK.
Baca Juga: Keren! 15 Cagar Biosfer di Indonesia Diakui UNESCO, 4 Diantaranya Ada di Pulau Sumatera
IHK (indeks harga konsumen) digunakan untuk mengukur rata-rata harga produk, baik itu berbentuk barang maupun berbentuk jasa yang biasanya dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen rumah tangga, IHK merupakan indikator ekonomi yang sangat penting untuk mengetahui perkembangan harga suatu barang dan jasa.
Inflasi YoY kota Bukittinggi di bulan Juli karena 7 sektor dari dari 9 sektor ada kenaikkan yaitu: sektor pakaian dan alas kaki yang menyumbang sebesar 0,96 persen, lalu sektor perumahan seperti air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,30 persen.
Dari sektor perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 2,23 persen, diikuti dengan sektor kesehatan sebesar 1,26 persen, sektor transportasi juga mengalami kenaikan menjadi 13,77 persen, sektor lainnya dari sektor rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 3,02 persen dan terakhir dari sektor pendidikan sebesar 3,21 persen.
Sektor transportasi yang menyumbangkan angka terbesar, didominasi oleh 4 sub kelompok yaitu: pembelian kendaraan sebesar 3,91 persen, pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 17,03 persen, jasa pengiriman barang sebesar 5,00 persen dan yang terakhir jasa angkutan penumpang sebesar 19,31 persen.
Sedangkan 2 sektor lainnya mengalami penurunan dari bulan Juni yaitu: sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,68 persen diikuti dari sektor informasi, komunikasi dan keuangan sebesar 0,53 persen. ***