bdadinfo.com

Menyusuri Jejak Perempuan Penulis Berdarah Minang dalam Gemerlap Sastra Indonesia - News

Penulis perempuan berdarah Minang (narasisejarah.id)

- Zaman-zaman sastra telah memberikan panggung kepada penulis-penulis yang membangun legenda di masa mereka masing-masing.

Tetapi dalam cerita ini, kita akan menyingkap cerita-cerita tak terlupakan dari penulis perempuan yang dengan gigih mengukir namanya dalam sejarah sastra Indonesia.

Meski cahaya mereka sempat terhalang oleh bayangan budaya patriarki dan ketidaksetaraan gender, perempuan-perempuan ini berhasil merobek batasan dan membawa perubahan yang kuat dalam sastra Indonesia.

Baca Juga: Teddy Minahasa vs Suharyono, Lebih Tajir Mana? Intip Isi Garasi Kapolda Sumbar!

Dimulai pada awal abad ke-20, saat jurnal "Poedjangga Baroe" muncul sebagai suara baru dalam dunia sastra. Di masa ini, penulis perempuan mulai menemukan tempat mereka.

Nama-nama seperti Selasih (Sariamin Ismail) dan Hamidah (Fatimah H. Delais) muncul sebagai pionir dalam mengekspresikan perasaan dan pengalaman perempuan dalam tulisan-tulisan mereka.

Mereka menjadi penyemangat bagi generasi-generasi mendatang yang merindukan keadilan dan kemerdekaan.

Baca Juga: Rental Mobil Hiace Murah di Kota Padang untuk Keperluaan Dinas, Keluarga Hingga Wedding Car

Namun, masa lalu penuh dengan rintangan bagi perempuan.

Sebelumnya, perempuan diberangus hak-haknya, dianggap tak berdaya, dan terkekang oleh norma-norma patriarki.

Baik di zaman kuno maupun Indonesia masa itu, perempuan terpinggirkan dan dipandang rendah.

Baca Juga: Jejak Lafran Pane, Inisiator Lahirnya HMI yang Nyaris Dieksekusi Belanda

Namun, hal ini tidak menghentikan semangat beberapa penulis perempuan untuk berbicara dan mengekspresikan pikiran mereka.

Selama periode yang berjalan, penulis perempuan semakin melangkah maju. Selasih, Hamidah, dan penulis perempuan lainnya seperti Sa’adah Alim dan Maria Amin, melalui tulisan-tulisan mereka, memberikan nuansa baru dalam sastra.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat