bdadinfo.com

Jejak Lafran Pane, Inisiator Lahirnya HMI yang Nyaris Dieksekusi Belanda - News

Lafran Pane  (narasisejarah)

- Lafran Pane adalah salah satu pemuda asal Sumatera yang telah mengukir jejak inspiratif, dalam sejarah intelektual di Indonesia.

Namun, di balik namanya yang kini dikenal sebagai seorang intelektual muslim terkemuka, terdapat kisah hidup yang penuh dengan perjuangan dan transformasi. 

Ayahnya, Sutan Panguraban, seorang penulis dan wartawan, membesarkan Lafran Pane dengan nilai-nilai kepenulisan dan keberanian dalam mencari kebenaran.

Baca Juga: Museum Balaputera Dewa, Sejarah Megalith dan Kejayaan Sriwijaya di Sumatera Selatan

Kehidupan Lafran Pane tak terhindar dari cobaan. Kehilangan ibu sejak usia dua tahun membentuk rasa rendah diri dan ketidakcocokan dirinya dengan keluarga tiri.

Dalam masa remajanya, ia dikenal sebagai anak nakal yang sering berpindah-pindah sekolah karena tingkah lakunya yang bermasalah.

Namun, semangat untuk berubah muncul saat Lafran pindah ke Batavia atas saran saudara-saudaranya.

Harapannya adalah untuk memperbaiki diri dan mengambil pendidikan lebih serius di ibu kota.

Baca Juga: Museum Balaputera Dewa, Sejarah Megalith dan Kejayaan Sriwijaya di Sumatera Selatan

Kenyataannya, perjalanan transformasi Lafran belum terjadi dengan mulus. Ia bergabung dalam kelompok "Zwarte Bende" dan terlibat dalam kehidupan jalanan. 

Namun, titik balik dalam hidupnya datang ketika Jepang menjajah Indonesia.

Lafran yang dituduh sebagai pemberontak terancam hukuman mati, tetapi dengan campur tangan ayahnya, ia terbebas dengan konsekuensi harus meninggalkan kampung halaman.

Pengembaraan Lafran berlanjut, dan ia memutuskan untuk memulai perjalanan intelektualnya dengan serius.

Ia belajar di Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta, lalu pindah ke Yogyakarta ketika kota itu menjadi pusat pendidikan. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat