- Suara ledakan terus terdengar di kota Khan Younis, Gaza Selatan. Seorang relawan rumah sakit Indonesia bernama Fikri Rofiul Haq menceritakan bagaimana mencekamnya suasana di sana.
Fikri bercerita pada Al Jazeera, dilansir Rabu, 6 Desember 2023. Ia dan relawan lain terpaksa pindah karena pasukan zionis Israel meluluhlantahkan Rumah Sakit Indonesia.
Ada sekitar 1.200 pengungsi yang tinggal di sebuah sekolah di kota yang menjadi titik pengungsian yang ditetapkan militer Israel tersebut.
Baca Juga: Gelar Turnamen Futsal, GAMKI Padang Nobatkan Alex Indra Lukman sebagai Bapak Nasionalis Sumbar
Meski begitu, Fikri menyebut jika di tempat pengungisan saat ini pun semua orang masih tertekan. Ia bahkan mengatakan jika tidak ada tempat yang aman untuk berlindung dari pengeboman Israel.
"Kami dapat mendengar serangan-serangan itu dengan jelas di sekitar kami. Dekat atau jauh, mereka selalu ada di sini," kata Fikri.
"Tidak ada ruang bawah tanah di sekolah. Ketika kami mendengar bom dijatuhkan, kami hanya tinggal di kamar kami," lanjutnya.
Sebagai manusia, meski berstatus relawan, ia pun masih merasa takut. Namun, rasa takut tersebut hanya berlangsung sementara demi misi kemanusiaan yang ia emban.
"Saya takut, saya hanya manusia biasa. Tapi, setelah beberapa saat, rasa takut itu hilang," jelas Fikri.
Sebelumnya, pihak berwenang Israel telah menentukan tempat bagi para pengungsi di tempat penampungan dan sekolah-sekolah yang berada di bundaran Bani Suhaila.
Ada empat blok yang disediakan, yakni 50, 51, 52 dan 219. Para warga sipil Gaza juga diperintahkan untuk segera mengungsi.
Baca Juga: Paling Populer di Pasaran, Ini Perbedaan Sistem Operasi Windows, MacOS, dan Linux: Pilih yang Mana?
COGAT, di bawah kementerian pertahanan Israel, mengatakan kepada warga Gaza yang tinggal di sepanjang Jalan al-Quds untuk pindah ke tempat penampungan di sebelah barat Khan Younis dan ke daerah Rumah Sakit Nasser.