- Terjadi sebuah kekerasan antarsuku di Provinsi Enga, Papua Nugini di dekat kota Wabag yang berjarak 600 km dari ibukota, Port Moresby.
Insiden ini merupakan sebuah pembantaian berskala besar yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Dalam kekerasan antarsuku tersebut, menurut pihak berwajib setempat, 64 orang tewas dalam insiden ini karena mati tertembak dalam sebuah penyergapan.
Pembantaian tersebut terjadi karena adanya konflik antara dua suku.
Asisten Komisaris Polisi setempat, Samson Kua mengatakan bahwa baku tembak masih berlangsung di lembah-lembah terdekat serta mayat-mayat banyak yang ditemukan di semak-semak di dekat jalan.
Bahkan, Kua juga mengatakan bahwa konflik tersebut sampai menggunakan senjata dengan jenis yang berbeda-beda, yakni SLR, AK-47, M4, AR15, M16, serta pump-action shotgun dan senjata api rakitan.
Penjabat inspektur kepolisian setempat, George Kakas, mengatakan bahwa pembantaian tersebut merupakan pembunuhan terbesar yang pernah mereka lihat di provinsi Enga.
"Kami semua hancur serta tertekan secara mental. Sangat sulit untuk dipahami," ujar George.
Di ibukota Port Moresby, para penentang pemerintahan Perdana Menteri James Mara menyerukan agar pemerintah mengambil tindakan cepat, termasuk pengerahan pasukan tambahan ke daerah tersebut.
"Kami menghimbau kepada pemerintah untuk segera menentukan dari mana asal senjata dan peluru yang memicu kekerasan yang tidak masuk akal ini," kata mereka dalam sebuah pernyataan dilansir dari Post Courier.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese juga menyatakan keprihatinannya atas insiden berdarah tersebut.