bdadinfo.com

Menunggu Lampu Hijau! 2 Lokasi Harta Karun Super Langka Jadi Top Dunia Punya Indonesia Ini Malah Mau Dijual Pihak Asing - News

Logam Tanah Jarang

- Siapa sangka Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di semenanjung selatan Sulawesi, Indonesia. Kepulauan Selayar di selatan Sulawesi juga merupakan bagian dari provinsi tersebut. Tersembunyi sebuah harta karun super langka.

Sebalum, membahas lebih jauh, kita bahas terlebih dahulu terkait Sulawesi Selatan yang beribukota provinsi ini berada di Kota Makassar ini.

Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat, dan Laut Flores di selatan.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Lokasi Wisata Murah Saat Lebaran di Kota Padang, Nomor. 1 Pantainya Bak Surga Yang Memiliki Banyak Spot Wisata Kuliner

Sulawesi Selatan sebagai provinsi terpadat di pulau itu (46% dari populasi Sulawesi ada di Sulawesi Selatan), dan provinsi terpadat keenam di Indonesia.

Dan pada akhir 2023, penduduk Sulawesi Selatam meningkat menjadi 9.073.509.Suku bangsa utama di Sulawesi Selatan adalah suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.

Perekonomian provinsi ini didasarkan pada pertanian, perikanan, dan pertambangan emas , magnesium , besi dan logam lainnya.

pinisi adalah sebuah kapal layar tradisional Indonesia bertiang dua, masih digunakan secara luas oleh orang Bugis dan Makassar, sebagian besar untuk tujuan transportasi, kargo, dan penangkapan ikan antar pulau di kepulauan Indonesia.

Baca Juga: Berlangsung Khidmat, Ribuan Warga Padang Salat Ied di Galanggang Balai Kota

Pada masa keemasan perdagangan rempah-rempah, dari abad ke-15 hingga ke-19, Sulawesi Selatan menjadi pintu gerbang Kepulauan Maluku.

Ada sejumlah kerajaan kecil, termasuk dua yang menonjol, Kerajaan Gowa yang terletak di Makassar dan Kerajaan Bone yang terletak di Bone.

Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) mulai beroperasi di wilayah tersebut pada abad ke-17.

VOC kemudian bersekutu dengan Arung Palakka dan mereka mengalahkan kerajaan Gowa dalam mengambil kekayaan sumber alam di Nusantara serta hak Monopoli perdagangan.

Arung Palakka kemudian menikmati hasil kerja sama tersebut dengan VOC Belanda. Raja Gowa, Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya yang sangat mengurangi kekuasaan Gowa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat