bdadinfo.com

Cuaca Panas Ekstrim dan Krisis Listrik Melanda Filipina, Pembelajaran di Sekolah Dialihkan Secara Daring Selama 2 Hari ke Depan - News

Cuaca Panas Ekstrim dan Krisis Listrik Melanda Filipina, Pembelajaran di Sekolah Dialihkan Secara Daring Selama 2 Hari ke Depan (Freepik)

 - Filipina resmi menangguhkan pembelajaran tatap muka di sekolah untuk dua hari ke depan. Tak hanya itu, jaringan listrik di pulau utama kemungkinan akan mengalami gangguan.

Gangguan listrik tersebut disebabkan karena negara ini sedang menghadapi gelombang panas yang berdampak tak hanya di Filipina, tetapi juga negara-negara tetangga di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

BMKG setempat pada hari Senin, 29 April 2024 mengatakan bahwa suhu di wilayah ibu kota, Manila diperkirakan dapat mencapai 37°C dalam tiga hari ke depan.

Baca Juga: Cuaca Tidak Menentu, Pemkab Solsel Minta OPD dan Masyarakat Waspada

Badan tersebut juga mengatakan bahwa indeks panas diperkirakan akan tetap berada pada rekor 45°C yang diklasifikasikan sebagai suhu yang berbahaya karena kondisinya dapat memicu sengatan panas akibat paparan yang terlalu lama.

Cuaca ekstrim tersebut diperkirakan akan mencapai puncaknya sampai minggu kedua bulan Mei, seperti yang dikatakan oleh Glaiza Escullar, seorang peramal cuaca dari negaranya via stasiun radio DZBB.

Akibat cuaca yang sangat ekstrim tersebut, Kementerian Pendidikan setempat akan menutup 47.000 sekolah negeri serta mengalihkannya ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara daring.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Warga Pesisir Selatan Diimbau untuk Tetap Waspada

Alasan penutupan sekolah disebabkan karena ruang kelas bisa penuh sesak sehingga tidak aman jika diadakan secara offline di tengah cuaca ekstrim tersebut serta sebagian besar tidak mempunyai pendingin ruangan.

Tak hanya negeri, sekolah dan universitas swasta juga telah beralih ke pembelajaran secara daring. Pekan lalu, lebih dari 3,6 juta siswa sekolah negeri terkena dampak dari penangguhan sekolah karena cuaca yang sama.

Ketua Koalisi Martabat Guru yang merupakan kelompok pendidik, Benjo Basas mengatakan bahwa cuaca panas ekstrim telah berdampak kepada para guru dan murid.

Benjo juga mengatakan via stasiun radio DWPM bahwa cuaca ekstrim di negaranya juga sampai melibatkan kasus berbagai penyakit yang di antaranya yakni tekanan darah tinggi, pusing, serta pingsan di kalangan murid dan guru dalam beberapa hari terakhir.

Minggu kemarin, para penumpang yang berada di bandara utama Manila juga mengalami kesulitan dengan suhu di dalam gedung Terminal 3 setelah dua dari enam menara pendinginnya berhenti bekerja.

Otoritas bandara mengungkapkan bahwa kipas penguapan digunakan sebagai pengganti untuk meningkatkan sirkulasi udara serta memberikan kelonggaran bagi para penumpang.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat