bdadinfo.com

Berkat Electrifying Agriculture PLN, Petani Tebu Matur Agam Kini Hemat Biaya Operasional 60 Persen - News

Berkat Electrifying Agriculture PLN, Petani Tebu Matur Agam Kini Hemat Biaya Produksi 60 Persen. (Humas PLN)

- Berkat Electrifying Agriculture PLN, Petani Tebu Matur, Kabupaten Agam kini hemat biaya operasional hingga 60 persen.

Hal itu terungkap saat penggantian mesin Kilang Tebu berbasis diesel ke mesin berbasis Listrik, pada Rabu, 1 Maret 2034 di Kantor PLN ULP Koto Tuo.

Pada saat itu, PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Koto Tuo yang dikomandoi Manager ULP Hilmy bersinergi dengan pelaku usaha di sektor pertanian tebu.

Baca Juga: Demi Pasaman Terang, PLN ULP Lubuk Sikaping dan Pemkab Kolaborasi

Pasalnya, PLN terus berkontribusi mendukung produktivitas petani di Sumatera Barat. Melalui program Electrifying Agriculture, PLN berkomitmen meningkatkan performa sektor pertanian melalui transisi energi dari mesin berbahan bakar diesel menjadi mesin berbasis listrik yang menjadi lebih efektif, efisien dan menguntungkan.

Keuntungan terhadap peralihan mesin berbasis listrik ini disampaikan oleh Syaiful Bahri, pemilik kilang tebu yang sudah beralih menggunakan mesin listrik.

“Alhamdulillah, hingga maret 2023 kelompok usaha kami sudah memiliki kemajuan yang sangat bagus, kelompok tani Inovatif Tebu Serumpun kini hemat biaya operasional hingga 60%,” imbuhnya.

Baca Juga: Sampah Daur Ulang Bisa Ditukar Jadi Voucher Pembayaran Listrik PLN

Sebelumnya, pemilik kilang tebu harus membeli BBM solar rata-rata Rp 350 Ribu setiap produksi 1 ton tebu untuk penggunaan mesin diesel, namun setelah beralih ke mesin berbasis listrik kelompok tersebut hanya membeli token sekitar Rp90 ribu setiap produksi 1 Ton tebu.

Melihat efektivitas peralihan tersebut, PLN gencar melakukan sosialisasi Electrifying Agriculture kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha di sektor pertanian.

Manager Komunikasi dan TJSL PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat Yenti Elfina menyampaikan program Electrifying Agriculture saat ini menjadi perhatian besar PLN sebagai bentuk komitmen untuk memajukan sektor pertanian sekaligus meningkatkan produktivitas para petani melalui teknologi yang lebih modern.

“Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah dan terjangkau bagi para petani. Salah satu wujud program ini adalah saat PLN UID Sumbar menyerahkan 3 buah mesin elektro motor untuk 3 lokasi penggilingan tebu di kecamatan Matur Nagari Lawang dalam program TJSL di tahun 2022 lalu,” ungkapnya.

Menurutnya, keuntungan transisi ke mesin berbasis listrik tidak hanya dari pemangkasan biaya produksi, namun juga penambahan SDM hingga meminimalisir polusi udara dan suara.

“Peralihan menggunakan mesin listrik menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian kelompok kini bisa lebih maju, ekonomis, dan ramah lingkungan, sehingga dapat menjadi referensi dan contoh bagi kelompok usaha lain agar segera beralih menggunakan listrik,” ucap Yenti.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat