- Banyak orang Islam yang semangat beribadah saat Ramadhan karena dijanjikan pahala yang berlipat ganda, namun melupakan Bulan Dzulhijjah.
Bulan Dzulhijjah termasuk bulan yang istimewa, terutama pada sepuluh hari pertamanya.Sepuluh hari pertama di Bulan Dzulhijjah adalah hari-hari terbaik di sisi Allah SWT untuk melakukan amalan sholeh. Bahkan, lebih baik dari jihad sekalipun.
Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW pernah bersabda, "Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai Allah SWT melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)."
Para sahabat bertanya, "Tidak pula jihad di jalan Allah SWT?"
Rasulullah SAW menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah SWT, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Bukhari dan At Tirmidzi)
Untuk itu, ada baiknya menyambut hari-hari yang agung ini dengan mempersiapkan diri agar mampu beribadah dengan maksimal di 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah.
Baca Juga: Kemenag Pastikan Perpanjang Waktu Pelunasan Biaya Ibadah Haji Hingga 12 Mei 2023
Berikut amalan yang bisa dilakukan untuk menyambut Bulan Dzulhijjah:
- Bertobat dari dosa dan maksiat
Sebelum memasuki momentum musim-musim ketaatan, seperti Bulan Dzulhijjah, hendaknya memantapkan tekad di dalam hati untuk kembali kepada Allah.
Bertobat kepada Allah dengan tulus dan jujur, serta melepaskan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
“Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An Nur: 31)
- Membulatkan niat untuk menambah ketaatan
Sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah merupakan waktu terbaik untuk beramal sholeh. Jadi ada baiknya memasang niat yang kuat untuk menambah ketaatan dan melakukan amal sholeh.
Allah SWT akan melihat niat yang tulus dan membantu dengan taufikNya, seperti yang telah dijanjikanNya.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)