bdadinfo.com

Hasil Survei SMRC: Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam Elektabilitas - News

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dengan judul "Evaluasi Kinerja Presiden dan Pilihan Capres 2024 di Pemilih Kritis".  (Twitter @saifulmujani)

Ganjar Pranowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) muncul sebagai figur dengan elektabilitas tertinggi.

Elektabilitas tinggi Ganjar Pranowo diraih dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dengan judul "Evaluasi Kinerja Presiden dan Pilihan Capres 2024 di Pemilih Kritis".

Survei ini dilakukan melalui telepon pada tanggal 23-24 Mei 2023. Dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo berhasil memperoleh elektabilitas sebesar 35,9 persen, mengungguli rivalnya.

Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas sebesar 32,8 persen, sedangkan Anies Baswedan meraih 20,1 persen. Sebanyak 11,3 persen responden survei masih belum memberikan jawaban.

Baca Juga: Waduh, Istri Wabup Rokan Hilir Tak Masalah Suami Ngamar di Hotel Bareng Ibu Kabid Dispenda, Netizen Melongo

Deni Irvani, mengungkapkan di antara kelompok pemilih kritis dalam metode pengambilan sample SMRC, Ganjar mengalami peningkatan dari 31,1 persen menjadi 35,9 persen.

Prabowo juga mengalami peningkatan elektabilitas dari 29,7 persen menjadi 32,8 persen. Namun, elektabilitas Anies mengalami penurunan signifikan.

Dari 29,7 persen dalam survei Desember 2022 menjadi 20,1 persen pada survei terbaru ini, yang dilakukan pada tanggal 23-24 Mei 2023.

Dalam persaingan memperebutkan posisi teratas, Ganjar dan Prabowo terlibat persaingan yang ketat, sementara Anies berada di urutan ketiga dengan selisih suara yang cukup signifikan.

Baca Juga: Lenovo Rilis Keyboard Mekanis YOGA K7, Desain Ergonomis dan Masa Pakai Baterai Hingga 49 Hari

Deni menjelaskan bahwa kelompok pemilih kritis adalah mereka yang memiliki akses lebih baik ke sumber-sumber informasi sosial-politik.

Karena menurutnta, mereka memiliki telepon atau ponsel yang memungkinkan mereka mengakses internet untuk memperoleh dan menanggapi berita-berita sosial-politik.

Kelompok ini umumnya terdiri dari pemilih kelas menengah bawah hingga kelas atas, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan cenderung tinggal di perkotaan.

Mereka juga memiliki kemampuan lebih besar untuk memengaruhi opini pemilih lain di bawah mereka. Jumlah total pemilih kritis ini diperkirakan mencapai 80% dari total pemilih nasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat