- Pada 17 Juni 2023, dalam sebuah acara di St. Petersburg, Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan bangga memperlihatkan dokumen negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Hal ini menjadi momen penting dalam upaya mencapai stabilitas di kawasan tersebut.
Pada Maret 2022, Moskow dan Kiev mencapai kesepakatan mengenai persyaratan umum jaminan netralitas dan keamanan Ukraina.
Negosiasi tersebut melibatkan beberapa negara penjamin seperti Rusia, Amerika Serikat, Inggris, China, dan Prancis.
Baca Juga: Putin Bantah Tuduhan Rusia Deportasi Paksa Anak-anak Ukraina: Kami Menyelamatkan Nyawa Mereka
Dokumen perdamaian tersebut juga mencakup proposal terkait ukuran tentara Ukraina.
Namun, sorotan konflik tersebut datang ketika Rusia menuduh Kiev tiba-tiba membuang dokumen yang telah ditandatangani oleh delegasinya.
Hal ini menyebabkan kebingungan dan memperumit proses perdamaian antara kedua negara.
Baca Juga: Rafathar Pamer Foto Bareng Kaka, Netizen: Sebentar Lagi Putin Main ke Andara
Selain persyaratan umum jaminan netralitas dan keamanan, Rusia dan Ukraina juga bertukar proposal mengenai pembatasan mortir, senjata anti-tank, dan sistem rudal anti-udara.
Namun, meskipun adanya perundingan intensif, tidak ada kesepakatan yang tercapai pada musim semi 2022.
Putin menegaskan bahwa pasukan Rusia telah menarik diri dari Kiev sesuai dengan isi dokumen perdamaian.
Namun, Ukraina dianggap melanggar janji-janji yang telah mereka berikan, sehingga mempersulit tercapainya keadaan damai.
Upaya mencapai perdamaian yang berkelanjutan di antara Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut.
Meskipun terdapat tantangan dan perbedaan yang muncul di sepanjang proses negosiasi, penting untuk tetap berfokus pada tujuan akhir yang diinginkan oleh kedua belah pihak.