bdadinfo.com

Korea Selatan Tawarkan Bantuan Rp14,9 Miliar ke Ukraina Imbas Banjir di Kherson - News

Penampakan banjir dari atas akibat rusaknya Bendungan Nova Kakhovka di Kherson, Ukraina   (koreatimes.co)




- Pemerintah Korea Selatan menawarkan bantuan kemanusiaan senilai Rp14,9 miliar kepada Ukraina untuk membantu para warga yang terdampak kerusakan bendungan Kakhovka.

Rusaknya bendungan raksasa yang berada di bagian selatan Kherson itu telah menyebabkan krisis kemanusiaan akibat perang antara Ukraina dan Rusia.

Kerusakan bendungan itu setidaknya menyebabkan 40 kota banjir dan sekitar 16.000 orang kehilangan tempat tinggal dan akses air bersih.

Dilansir dari The Korea Times, pemerintah Korea Selatan selalu memberikan dukungan kepada warga Ukraina yang terdampak perang.

Baca Juga: Rekomendasi HP Chipset Canggih Snapdragon dan MediaTek, Dijamin Anti Lemot

"Kini, kami telah memutuskan untuk memberikan tambahan bantuan kemanusiaan mengingat adanya kebutuhan mendesak akibat kerusakan bendungan," ujar Juru Bicara Menteri Luar Negeri Lim Soo-suk dalam konferensi pers, dikutip Minggu (2/7/2023).

Bantuan untuk Negeri Keranjang Roti Eropa itu akan diberikan melalui berbagai organisasi internasional, termasuk diantaranya Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah Internasional.

Sebelumnya, pada Selasa (6/6/2023) dini hari, bendungan Nova Kakhovka meledak dan mengakibatkan banjir bandang di sejumlah wilayah Kherson Oblast, kawasan yang diduduki Kremlin sejak terjadinya invasi.

Baca Juga: Klarifikasi Dewi Perssik Atas Polemik Hewan Kurban dan Kisruh dengan Ketua RT

Menurut Kementerian Dalam Negeri Ukraina, setidaknya 2.339 orang telah dievakuasi akibat bencana tersebut.

Sekitar 22 ribu orang yang tinggal di wilayah yang dikendalikan Rusia berisiko terdampak banjir.

Dampak ini juga bisa dirasakan oleh 16 ribu orang yang tinggal di kawasan yang masih dikontrol Ukraina.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apakah bendungan itu jebol karena sengaja diserang atau akibat kegagalan struktural.

Lebih lanjut, baik dari pihak Rusia maupun Ukraina saling menyalahkan atas kejadian tersebut. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat