- Siapa yang tidak mengenal kisah cinta tragis bak Romeo dan Juliet asal Batipuh Selatan, Tanah Datar, Sumatera Barat tepatnya di Nagari Sumpur.
Tidak lain dan tidak bukan ialah kisah roman klasik termegah hingga dituduh jadi karya plagiat kisah serupa berjudul Magdalena.
Baca Juga: Review Film Barbie, Konsep Feminisme dalam Film Komedi yang Menghibur
Berpusat pada sepasang anak muda yang saling cinta tapi dipisahkan oleh adat Minangkabau yang berlainan. Inilah kisah Zainudin dan Hayati yang ditulis oleh Buya Hamka dalam novel berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
Namun siapa sangka, keelokan kisahnya juga dipengaruhi oleh keelokan latar yang diambil dan jadi awal kisah cinta sejoli ini di Nagari Sumpur.
Lewat kisah termasyhur ini di tahun 1938, keindahannya tersiar ke penjuru negeri. Melalui novel ini jugalah, Buya Hamka begitu memuji keindahan Tanah Minangkabau itu.
Nagari Sumpur merupakan sebuah perkampungan yang dapat dijumpai di utara danau singkarak.
Lebih tepatnya berlokasi di kecamatan Batipuh selatan, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Baca Juga: Bank Nagari dan Apersi Sumbar Jalin Kerja Sama untuk Permudah Masyarakat Miliki Rumah
Banyak pengunjung yang mampir akan disambut oleh puluhan rumah gadang berusia puluhan hingga ratusan tahun di perkampungan ini.
Dari sekian banyak rumah gadang di Kampuang Minang Nagari Sumpur, terdapat tiga rumah gadang yang dimanfaatkan sebagai homestay guna menerima wisatawan yang ingin menginap.
Dengan keindahannya yang dikagumi banyak orang dengan hamparan alam yang begitu elok, bahkan menjadikan Nagari Sumpur sebagai 50 desa terindah yang ada di Indonesia.