bdadinfo.com

Legenda Lubuk Sendawali dari Lampung, Terkutuk Menjadi Ular hingga Mendapatkan Kebahagiaan - News

Legenda Lubuk Sendawali Lampung  (YouTube/Dongeng Kita)





- Indonesia kaya akan cerita-cerita legenda rakyat yang masih bertahan hingga saat ini. Kepercayaan masyarakat tampaknya terus diwariskan hingga masih terus diingat.

Di Kecamatan Kalianda, Provinsi Lampung, selain keindahan alamnya yang memesona terdapat cerita-cerita rakyat yang terkenal.

Salah satu legenda cerita rakyat yang cukup terkenal di tempat ini adalah Lubuk Sendawali. Dilansir dari channel YouTube Dongeng Kita berikut kisah mengenai legenda kakak beradik Lubuk Sendawali.

Baca Juga: DVIO Syariah, Penginapan di Bukittinggi Sumatera Barat dengan View Gunung yang Harganya Pas Dikantong

Pada masa lalu, ada kakak beradik yatim piatu yang hidup sebatang kara. Kakaknya tersebut bernama Genta, sedangkan adiknya bernama Nurma.

Tanpa orang tua, keduanya bingung bagaimana cara untuk tetap bertahan hidup. Mereka sehari-hari hanya dibantu oleh tetangga yang mau membantu mengolah tanaman padi hingga menjadi beras.

Untuk lauk pauk makanan, sang kakak Genta mencari ikan di sungai dan berburu burung Punai. Sementara saat pulang, adiknya Nurma ikut membantu memasak makanan hasil buruan kakaknya tersebut.

Suatu hari, Genta ingin berburu burung Punai dengan membuat tongkat dilumuri dengan getah pohon. Saat sedang mencari burung, Genta kebingungan karena tidak menemukan burung-burung yang biasanya bertengger di pohon.

Baca Juga: Sebagai Ritual Pendewasaan Diri, Mari Mengenal Tradisi Hombo Batu di Suku Nias

Tiba-tiba ada seekor monyet berekor panjang yang melompat dari batang pohon ke pohon lainnya. Genta pun terkejut dan merasa lelah karena belum mendapatkan hasil berburu pada saat itu.

Ia pun beristirahat di bawah sebuah pohon. Namun, saat beristirahat dirinya melihat ada banyak telur yang berserakan di bawah pohon tersebut. Tanpa berpikir panjang Genta langsung membawa telur-telur tersebut kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah, adiknya Nurma kaget melihat telur-telur yang dibawa oleh Genta. Nurma mengatakan kalau telur-telur tersebut adalah telur ular dan tidak mau memakannya.

Meskipun begitu, sebagai adik yang baik ia masih mau membantu memasak telur ular itu untuk sang kakak.

Baca Juga: Loh, Kok Mario Dandy Kaget Diminta Bayar Rp120 M Dalam Kasus Penganiayaan David Ozora: Sangat Terkejut...

Setelah dimasak, telur-telur itu kemudian dimakan oleh Genta. Akan tetapi saat memakan telur tersebut hal aneh terjadi. Genta merasa sangat haus dan meminta agar Nurma mengambilkan air untuk ia minum terus menerus.

Saat persedian air habis, Nurma kemudian pergi untuk mengambil air di sumur tetangga. Sesampai dirinya kembali ke rumah, mata Nurma terbelalak. Kejadian di luar akal sehat tampaknya telah menimpa Genta.

Di tempat kakaknya memakan telur ular tersebut ada sesosok ular besar yang melihat ke arah Nurma. Nurma dengan histeris berteriak untuk memanggil kakaknya. Namun, malah ular tersebut yang tiba-tiba berbicara dan mengatakan bahwa dirinya adalah Genta.

Baca Juga: Legenda Perselisihan Kampung Talun Kenas vs Kampung Pematang Panjang: Asal Mula Tanjung Morawa, Sumatera Utara

Melihat perubahan di tubuhnya yang sudah menjadi ular dan terus merasa kehausan, Genta mengatakan kalau dia harus pergi ke Lubuk Sendawali. Lubuk Sendawali adalah tempat berkumpulnya ular-ular besar. Mungkin saja dengan pergi ke sana, Genta dapat berubah kembali menjadi manusia.

Nurma yang mendengar hal itu sepakat untuk pergi menemani kakaknya. Genta kemudian menyuruh Nurma untuk naik ke punggung dirinya yang telah berubah menjadi ular besar. Tak lupa, Genta juga menyuruh Nurma untuk membawa serumpun tanaman Selasih.

Mereka memulai perjalanan ke Lubuk Sendawali selama tujuh hari tujuh malam. Di perjalanan banyak warga yang melihat sosok Genta yang telah menjadi ular dan ingin membunuh dirinya. Namun beruntung, ada Nurma yang memohon kepada warga untuk tidak membunuh ular besar yang ia naiki.

Baca Juga: Cocok Dibawa Pulang! Deretan Oleh-oleh Khas Provinsi Riau yang Unik, Kedondong ‘Disulap’ Jadi Dodol

Sesampainya di Lubuk Sendawali, Nurma kemudian menanam tanaman Selasih tersebut. Genta berpesan agar Nurma menjaga tanaman selasih tersebut. Jika tanaman berubah menjadi layu maka bisa dipastikan bahwa Genta sudah tidak bernyawa.

Kemudian Genta langsung masuk ke dalam lubang yang penuh ular besar tersebut. Di lubang tersebut Genta melawan ular-ular besar yang ada di dalam Lubuk Sendawali.

Akan tetapi setelah beberapa lama karena terlalu banyak ular yang ia lawan akhirnya Genta meninggal di dalam lubang.

Selasih yang dibawa oleh Nurma pun tampak layu, menandakan kalau kakaknya sudah tidak ada di dunia ini. Nurma kemudian terus menangis sembari mengingat dan mendoakan kakaknya yang telah meninggal.

Baca Juga: Argumen dalam Teks 'Keindahan Alam Indonesia', Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 27 28

Beberapa hari kemudian datang seorang anak raja yang sedang berburu ke dekat Lubuk Sendawali. Anak raja ini mendengar suara tangisan Nurma dan terus menelusuri dari mana arah suara tersebut berasal.

Saat melihat ke atas pohon, anak raja tersebut melihat cahaya yang dipancarkan oleh tubuh Nurma yang sedang menangis. Nurma yang masih menangis sepanjang hari di atas pohon, segera diturunkan oleh pengawal dari anak raja tersebut.

Kemudian Nurma menceritakan apa yang terjadi kepada kakaknya kepada anak raja. Mendengar cerita tersebut anak raja kemudian tersentuh dan ingin membantu Nurma.

Ternyata  diceritakan bahwa anak raja ini memiliki kesaktian dan ilmu yang sangat kuat. Ia juga mempunyai anjing-anjing pengawal yang juga memiliki ilmu sakti.

Sesampainya di lubang Lubuk Sendawali, anak raja tersebut menyuruh anjing-anjingnya untuk menguras air yang telah menenggelamkan ular-ular besar di dalamnya. Kemudian anak raja itu masuk ke dalam lubang untuk mencari jasad ular dari kakaknya Nurma.

Baca Juga: Mitos dan Tradisi yang Menyelubungi Desa Padang Genting: Wasiat Pantang Larang yang Terus Berkembang

Saat menemukan jasad sang kakak, anak raja itu kemudian mengeluarkan tujuh batang lidi. Sembari membacakan mantra, ia memukulkan lidi tersebut ke tubuh ular yang diduga sebagai Genta.

Secara ajaib tubuh ular tersebut berubah menjadi manusia. Dengan memohon pertolongan dari Tuhan, mukjizat terjadi dan Genta bisa dihidupkan kembali oleh anak raja tersebut.

Nurma dan Genta akhirnya dapat bertemu kembali dan berterima kasih kepada anak raja. Mereka kemudian diajak oleh anak raja tersebut untuk tinggal di istana.

Semenjak kedatangan kedua kakak beradik tersebut ke lingkungan istana, kerajaan tersebut diceritakan menjadi sangat makmur. Tampaknya kedua kakak beradik tersebut membawa keberuntungan.

Ketika Nurma telah beranjak dewasa, anak raja itu juga mempersunting dirinya. Selama tujuh hari tujuh malam pesta pernikahan digelar dan dihadiri oleh seluruh rakyat. Pada akhirnya kedua kakak adik tersebut hidup dengan bahagia.

Legenda Lubuk Sendawali dari Lampung menghadirkan cerita kakak beradik yang selalu sabar untuk menghadapi cobaan yang mereka dapatkan. Lubuk Sendawali adalah legenda yang mengajarkan kita tentang kearifan lokal yang tak ternilai harganya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat