bdadinfo.com

Serangkaian Serangan di Perbatasan: Teka-teki di Balik Ketegangan Iran-Pakistan - News

Ilustrasi (thedailybeast.com)




- Serangan Iran terhadap Pakistan pekan ini dan respons cepat dari Pakistan lebih banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran Iran terkait ancaman kekerasan militan di dalam negerinya daripada ambisi regionalnya di Timur Tengah.

Menurut tiga pejabat Iran dan seorang analis, serangan ini lebih merupakan respons terhadap keamanan internal dan tekanan domestik setelah pemboman pada 3 Januari yang diklaim oleh kelompok Negara Islam.

Kedua negara, yang seringkali berselisih di perbatasan mereka, tampaknya berusaha menahan ketegangan yang muncul akibat serangkaian peristiwa lintas batas tersebut.

Baca Juga: 5 Pesona Danau di Sumatera Barat dengan Keindahan Alam yang Tak Terlupakan, Bukan Hanya Sebatas Waduk Air Alami!

Serangan rudal Iran terhadap kelompok militan Sunni Jaish al-Adl di Pakistan, dalam waktu dua hari setelahnya, sebagai respons, Pakistan melancarkan serangan terhadap kelompok yang disebutnya sebagai militan separatis di Iran.

Ini merupakan serangan udara pertama yang terjadi di tanah Iran sejak perang Iran-Irak pada tahun 1980-88.

Kejadian ini memunculkan kekhawatiran lebih lanjut akan ketidakstabilan di Timur Tengah, yang sudah meningkat sejak perang Israel-Hamas pada bulan Oktober dan serangan Iran di Irak dan Suriah.

Meskipun terdapat eskalasi di perbatasan terpencil, konflik ini terjadi di luar zona perang utama di mana kelompok separatis dan militan Islam telah lama melakukan serangan terhadap target pemerintah.

Menurut Gregory Brew, seorang analis di Eurasia Group, serangan Iran terutama perkirakan terjadi  oleh kekhawatiran terhadap ancaman kekerasan militan domestik setelah pemboman pada 3 Januari.

Baca Juga: Jadi Pusat Ekonomi Baru Aceh, Bendungan Rukoh Segera Rampung

Ada tekanan domestik di Iran untuk mengambil tindakan, dan pemerintah merespons tekanan tersebut.

Pada sisi diplomatik, Pakistan memanggil duta besarnya dari Iran sebagai protes atas serangan, sementara Iran mengutuk pembalasan Pakistan.

Namun, dalam pernyataan mereka, kedua negara tidak mengaitkan konflik ini dengan perang Gaza atau serangan terhadap Israel.

Pemicu utama serangan Iran terlihat dari pemboman Kerman pada 3 Januari yang menewaskan hampir 100 orang.

Pemboman ini dianggap sebagai rasa malu bagi kepemimpinan Iran, menunjukkan kelemahan keamanan negara tersebut.

Serangan hari Selasa bertujuan menunjukkan kemampuan organisasi keamanan di tengah kekhawatiran masyarakat Iran terhadap kurangnya keamanan di dalam negeri.

Iran telah menangkap puluhan orang terkait dengan Negara Islam, dan serangan terhadap Jaish al-Adl di Pakistan dipicu oleh bukti yang menunjukkan keterlibatan kelompok tersebut dalam serangan Kerman.

Baca Juga: Sekda Yota Balad Hadiri Sertijab Kapolres Kota Pariaman

Pejabat keamanan Iran memberikan bukti kepada Pakistan dan meminta tindakan melawan kelompok ini.

Dalam konteks ini, Iran terus menganggap peran dan pengaruhnya di Timur Tengah sebagai pusat keamanan nasional.

Serangan ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan tekad Iran, baik kepada musuh maupun sekutu, dalam menghadapi krisis regional atas Gaza.

Michael Kugelman dari Wilson Center menyoroti bahwa ketegangan keamanan perbatasan telah lama menjadi masalah antara Iran dan Pakistan.

Meskipun de-eskalasi sulit dalam waktu dekat, diplomasi bilateral dan mediasi pihak ketiga, seperti dari Cina, mungkin menjadi kritis untuk mengurangi ketegangan ini.

Diplomasi dianggap sebagai langkah penting dalam situasi ini. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat