bdadinfo.com

Proyek Jalan Tol Payakumbuh Pangkalan Super Alot! Mantan Walikota Padang: Kita Tertinggal Jauh dengan Jambi,Jangan Mengipas-ngipas! - News

Pembangunan jalan tol super ribet di Indonesia yang kini terus bergulir soal pembangunan jalan tol di Sumatera Barat banyak warga di berbagai nagari menolak pembangunannya

 - Proyek Jalan Tol Payakumbuh Pangkalan yang sangat alot mendapar penolakan dari berbagai kalangan sehingga pihak Japan International Cooperation Agency (JICA) mengalihkan pembangunan.

Pembangunan jalan tol di Sumatera Barat banyak warga di berbagai nagari menolak pembangunannya dengan berbagai macam alasan baik dari pemangku adat maupun LSM.

Dengan berbagai alasan baik pemangku adat, tokoh masyarakat dan masyarakat di Sumbar menolah pembangunan jalan tol masuk ke daerah dengan alasan tanah pusako tinggi dan lain-lain.

Baca Juga: Pak Jokowi Memang Paten! Mau Lengser dari Tahtanya Malah Panen Jalan Tol Trans Sumatera Bikin JTTS Semakin Menggila

Kali ini salah seorang tokoh yang juga mantan Walikota Padang ini angkat bicara, Fauzi Bahar mengatakan Jambi dan Riau sudah meninggalkan Sumatera Barat saat bicara soal infrastruktur jalan.

Ketika ini negeri ini tidak dibangun tol pasti terbelakang lah negeri kita ini pertambahan di jalan mundur deret hitung 1 2 3 4 5.

"Pertama kendaraan mundur terkukur bertemunya dari itu terjadilah kemacetan terjadi Lah ini kan investasi tidak mengurangi anggaran daerah tidak membebani kepada provinsi kabupaten kota dibangunkan kalau kita pola inilah yang tanpa kita sadari Kita telah merusak generasi bawah," tegasnya.

Dia menegaskan kenapa nanti anak kemenakan kita mengalami kemacetan jalur biasa jalan tidak bertambah kontrak bertambah terus ketika terjadi hari raya pulang kampung semua bisa 10 jam menuju kampung halamannya.

Baca Juga: Sumatera Barat Disuntik Dana Nyaris Rp500 Miliar dari Pemerintah Pusat: Proyek di Solok Satu ini Kebagian Paling Banyak Se-Sumbar, Kapan Dieksekusi?

"Ini yang kita mau? kan ada penggantian atau NJOP nilai jual di mana orang-orang yang menolak tentang pembangunan tol ini adalah orang-orang yang menolak tentang pembangunan ekonomi serta martabat," ungkapnya.

Dia menegaskan bayangkan satu kilo lupa kol di petani harganya udah 5 ribu sampai 7 ribu kenapa sampai di sini Rp15 ribu karena ongkosnya mahal jadi gara-gara kita pola pikir itu semua warga menanggung risikonya.

"Tapi kalau nilainya deretan cepat minyaknya tidak-tidak antri sekian lama bahwa dari Bukittinggi yang harusnya satu jam nyampe sini harusnya ditempuh empat jam lima jam akhirnya beban itu justru terbaik akhirnya lomba imalko maksimal dari curung kita semuanya," terangnya.

Dia menerangkan dengan ada tol berarti jalan konvensional,  jalan ini jadi longgar depannya pindah jalannya cepat ini cepat-cepat ini tapi kau tidak ada semuanya numpuk di jalan yang ramai tapi sangat mendukung

"Kenapa ada seorang kepala daerah Katakanlah Walikota Payakumbuh tiba-tiba stroke yang orang tua stroke empat jam masih bisa diselamatkan karena terjadi kemacetan jadi stroke Abadi itu bisa akan difokuskan kerugiannya Rp1 miliar atau Rp100 miliar tidak bisa diputuskan kelebihannya stroknya abadi," paparnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat