bdadinfo.com

Trauma Banjir Bandang, Warga Cangkiang Agam Desak Normalisasi Segera Batang Aia Katiak - News

Trauma Banjir Bandang, Warga Cangkiang Agam Desak Normalisasi Segera Batang Aia Katiak (IST)

- Warga Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Agam mendesak pemerintah untuk segera mengeruk sungai Batang Aia Katiak.

Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran warga terkait pendangkalan sungai tersebut pasca banjir lahar dingin pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Hatta Rizal, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa pendangkalan sungai Batang Aia Katiak telah menyebabkan berbagai masalah, termasuk tumbangnya pohon bambu dan perubahan alur sungai. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi warga.

Baca Juga: Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 Halaman 8 Aktivitas 1.2 Kurikulum Merdeka: Keterkaitan Antarsila Pancasila

"Banyak terjadi pendangkalan, bahkan ada pohon bambu yang roboh. Termasuk dengan berubahnya alur sungai, kondisi ini jelas sangat mengkhawatirkan," ungkap Hatta Rizal, Senin, 3 Juni 2024.

Rizal menjelaskan bahwa pendangkalan sungai terutama terjadi di alur dari Jorong Cangkiang menuju Nagari Bukik Batabuah, khususnya dari Jembatan Cangkiang hingga Batang Aia Tumbuak.

Sebelumnya, pemerintah kabupaten Agam telah menurunkan satu alat berat untuk normalisasi sungai, namun alat tersebut rusak dan hanya beroperasi sebentar.

"Namun alat berat itu hanya sebentar saja di sungai, kemudian rusak berhari-hari," tambahnya.

Kekhawatiran warga semakin meningkat mengingat posisi pemukiman yang berada di daerah rendah dekat sungai, yang berpotensi besar terkena dampak banjir lahar dingin.

Baca Juga: Raditya Dika dan Ariel Tatum Beradegan Dewasa di Film Catatan Harian Menantu Sinting, Teasernya Bikin Penggemar Syok Banget!

"Sekarang potensi bahaya itu ada di kampung kami, sebab di daerah lain sungainya sudah dikeruk dan dalam, sementara kami yang berada di bawah, masih dangkal dan butuh normalisasi," ungkap Rizal.

Pada kejadian banjir lahar dingin yang lalu, Jorong Cangkiang menjadi salah satu daerah yang terdampak parah. Sedikitnya 55 rumah tergenang air dan lumpur, serta puluhan hektar lahan pertanian rusak karena tertimbun material.

Di hilir perkampungan, terdapat sebuah embung besar yang saat ini tengah dikeruk oleh alat berat dari Balai Wilayah Sungai Sumatera Barat (BWS Sumbar).

Rizal menyampaikan bahwa setiap kali hujan turun, terutama di malam hari, warga merasa sangat cemas akan kemungkinan meluapnya air sungai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat