- Kejutan akibat ledakan atau shell shock adalah gangguan psikologis yang dialami oleh banyak tentara selama perang dunia pertama.
Gangguan psikologis shell shock disebabkan oleh traumatisasi akibat ledakan dari artileri dan senjata lainnya yang digunakan dalam pertempuran.
Pada saat itu, shell shock dianggap sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan dalam mental dan fisik tentara.
Namun, sekarang kita tahu bahwa gangguan shell shock sebenarnya merupakan reaksi normal terhadap pengalaman traumatis.
Biasanya, shell shock memengaruhi banyak tentara pada masa perang dunia pertama, yang berlangsung dari tahun 1914 hingga 1918.
Saat itu, senjata artileri digunakan dalam skala yang lebih besar daripada pada perang sebelumnya.
Tentara harus hidup dengan ledakan dan suara yang terus-menerus, serta melihat teman dan rekan mereka tewas atau terluka parah.
Baca Juga: Ungkapan Jujur Bos Arsenal Tentang Rivalnya Setelah Disikat Habis Manchester City
Gangguan psikologis seperti ini menyebabkan para tentara mengalami gejala seperti mimpi buruk, ketakutan, kecemasan, dan stres.
Beberapa tentara bahkan mengalami kehilangan ingatan atau kebingungan. Di saat yang sama, kondisi ini sulit untuk dipahami oleh para komandan dan pejabat medis militer.
Kondisi shell shock akhirnya diakui oleh militer pada tahun 1917, dan istilah tersebut mulai digunakan secara resmi.
Tentara yang menderita shell shock biasanya dirawat di rumah sakit militer dan diberikan perawatan psikologis dan psikiatri.
Baca Juga: Naik Helikopter ke Depok, Ridwan Kamil: Semoga Jadi Kota yang Lebih Manusiawi