- Di tengah komunitas warga Aceh yang tersebar di berbagai kota Tanah Air, Sate Matang telah menjelma menjadi hidangan ikonik yang sulit dilewatkan.
Dengan gerobak berlabel 'Sate Matang' yang memikat, sajian ini dengan ciri khasnya telah merajai lidah para pecinta kuliner.
Semangkuk kuah soto yang segar, yang mengiringi sate yang baru saja dipanggang, mampu mengejutkan selera makan siapa pun.
Namun, perlu koreksi untuk anggapan awal bahwa "Matang" berarti "telah masak".
Sebenarnya, "Matang" merujuk pada nama daerah asal masakan ini, yaitu Matang Geulumpang Dua, yang terletak di perbatasan Bireun dan Aceh Utara.
Hampir semua penjual Sate Matang berasal dari daerah ini, menciptakan keaslian yang tak ternilai.
Baca Juga: Jejak Bersejarah, Batik Jambi Tumbuh dari Budaya Keraton dan Jejak Pengaruh India
Keistimewaan sate ini terletak pada beberapa faktor.
Pertama, variasi daging yang dapat dipilih sesuai selera, baik itu daging sapi atau daging kambing.
Proses memasaknya pun tak biasa, di mana potongan daging kecil diolah dengan bumbu-bumbu seperti ketumbar, bawang putih, jahe, kunyit, dan garam.
Baca Juga: Pesona Bumi Besemah nan Memukau, Diapit Bukit Barisan dan Gunung Dempo
Kemudian, daging ini ditusuk dan dibakar dengan hati-hati.
Tak hanya keunikan pada bumbu kacang yang menggugah selera, Sate Matang juga hadir dengan tambahan semangkuk kuah soto.