bdadinfo.com

Kontroversi Tuanku Imam Bonjol, Pahlawan Sumatera Barat yang menjadi Salah Satu Tokoh Utama dalam Perang Padri - News

Perang Padri di Sumatera Barat yang membuat kedudukan Imam Bonjol sebagai pahlawan diragukan (sma13smg.sch.id)

- Tuanku Imam Bonjol merupakan salah satu pahlawan nasional yang terkenal dari Sumatera Barat.

Imam Bonjol dikenal sebagai pahlawan dan juga seorang tokoh beragama Islam yang gencar menyebarkan ajaran Islam di tanah Sumatera.

Dari sekian banyak nama pahlawan nasional, Imam Bonjol termasuk salah satu yang familiar, terutama untuk rakyat Sumatera Barat.

Baca Juga: Inilah 5 Spot Wisata Instagramable di Berastagi, Cocok untuk Foto Bareng Kekasih Tercinta

Membicarakan Imam Bonjol, kaitannya akan erat sekali dengan Perang Padri yang terjadi pada 1803 sampai 1838 dengan fokus awal menyelesaikan pertentangan dari bidang agama.

Imam Bonjol yang menjadi salah satu tokoh pentingnya diketahui ingin menumpas kebiasaan berjudi, menyabung ayam, konsumsi minuman keras, dan kebiasaan masyarakat lainnya yang bertentangan dengan hukum Islam.

Sejarah juga mencatatkan bahwa lama-kelamaan Perang Padri ini pada akhirnya merupakan peperangan untuk melawan para penjajah Belanda.

Baca Juga: Cegah Polusi Udara, Polres Depok Tanam Ratusan Pohon Duren

Dari tayangan Youtube Guru Gembul tanggal 10 Juli 2022, Ia menyebutkan satu buku berjudul Greget Tuanku Rao karya Basyral Hamidy Harahap yang membuka fakta lain tentang Perang Padri.

Berdasarkan buku tersebut, konon sebenarnya Perang Padri bukanlah sebuah peperangan melawan para penjajah Belanda di Mandailing, melainkan penyerangan terhadap Suku Batak sampai hampir musnah.

Guru Gembul berpendapat dalam tayangan Youtubenya, bahwa, kenapa Imam Bonjol masih ditetapkan sebagai pahlawan nasional, sementara ia pernah membantai sekurang-kurangnya 200 ribu orang.

Baca Juga: Kisah Inpirasi 2 Tokoh Pertempuran Medan Area dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Sekalipun alasan pembantaian tersebut karena dijalankannya ritual-ritual adat yang kemudian disebut sebagai tindakan bid’ah.

Lebih lanjut, Guru Gembul menjelaskan bahwa aksi penumpasan sebanyak 200 ribu orang itu karena Imam Bonjol ingin memurnikan Islam di Sumatera Barat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat