bdadinfo.com

Doa Dalam Tangis di Tugu Gempa Padang - News

PADANG, HALUAN- Tepat tanggal 30 September 2009, bencana besar berupa gempa mengguncang ranah minang. Setidaknya ada 4 digit angka jumlah korban atau ribuan yang meninggal dunia.

Kini, kenangan gempa telah berjalan tujuh tahun, bangunan-bangunan di Kota Padang pun mulai kembali menjulang tinggi, hanya hitungan jari yang masih terlihat rusak.

Masyarakat sudah mulai beraktivitas seperti biasanya, meski guncangan gempa kecil beberapa kali masih terasa.

Bahkan tugu gempa yang mengukir nama-nama korban tewas, setiap malam selalu ramai karena lokasi itu juga dijadikan lokasi kuliner dan tempat nongkrong remaja.

Namun setiap tanggal 30 September, masyarakat selalu mengenang kejadian gempa tersebut. Doa-doa dipanjatkan, tangis pun membasuh luka kehilangan sanak saudara yang menjadi korban.

Tak terkecuali Gusty Anola, seorang ibu yang kehilangan anaknya yang bernama Angga Aldino.

Gusty yang hadir dalam acara peringatan tujuh tahun gempa terlihat mengusap air mata ketika melihat nama anaknya yang terukir jelas di salah satu tiang di tugu gempa, Jumat (30/9).

“Ini foto anak saya (sambil memperlihat foto Angga Aldino). Ia meninggal saat sedang les di GAMA. saya hanya bisa berdoa agar Angga tenang di surga” terangnya.

Dari foto itu terlihat Angga Aldino menggunakan kacamata dan kafiyeh (kain khas arab), di bawahnya tertulis lahir di Bukittinggi 20 Agustus 1997.

Gusty lalu melakukan tabur bunga di tiang tersebut, air matanya terus mengalir seakan kembali mengaliri kenangan ia dan anaknya.

Sementara itu, Walikota Padang Mahyeldi yang ikut hadir dalam peringatan gempa mengatakan acara tersebut bukan untuk mengingat kembali duka yang pernah menimpa warga Kota Padang.

Namun kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan kembali kewaspadan terhadap kebencaan.

Baca juga : Tugu Monumen Gempa Bau Pesing

Mengenang Tujuh Tahun Gempa Ratusan Warga Tabur Bunga

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat