- Mega proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia, yakni Jembatan Selat Malaka menjadi kontroversi.
Diberitakan sebelumnya, berkali-kali Malaysia mengusulkan untuk membangun Jembatan Selat Malaka. Hal ini tentu menarik perhatian para ahli dan juga warga sipil.
Banyak yang bertanya-tanya, ada kepentingan apa hingga Malaysia berkali-kali mengusulkan untuk membangun jembatan yang menghubungkan negaranya dengan Indonesia?
Baca Juga: Jembatan Selat Malaka Jadi Proyek Ambisius Indonesia dan Malaysia, Bagaimana Kabarnya Sekarang?
Jembatan Selat Malaka ini dikabarkan akan menghubungkan Telok Gong, negara Malaka di Semenanjung Malaysia ke Pulau Rupat dan Dumai di Pulau Sumatera, Indonesia.
Jembatan ini nantinya akan memiliki panjang total 127,93Km dan dapat membangun konetivitas 3 negara sekaligus, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Wacana pembangunan sempat dibahas oleh Gubernur Riau, Syamsuar dan Yang Dipertuan Negeri Melaka Tun Dato Seri Utama H Mohd. Ali Mohd. Rustam pada tahun 2022 silam.
Baca Juga: Beda dengan Pulau Sumatera, Jembatan Kyura Papua Tengah Dikritisi karena Konstruksinya, Ada Apa?
Namun, sayangnya belum ada kepastian lagi apakah wacana pembangunan Jembatan Selat Malaka akan diteruskan atau justru tidak dilanjutkan.
Seperti yang diberitakan, mega proyek pembangunan Jembatan Selat Malaka ini bukan kali pertama digaungkan.
Proyek Jembatan Selat Malaka ini telah dibicarakan dari era Presiden Soeharto pada tahun 1996.
Baca Juga: Baru Dibangun Kembali setelah 110 Tahun, Ini 5 Fakta Jembatan Aek Tano Ponggol Pulau Samosir
Saat itu, Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad membicarakan mengenai pembangunan Jembatan Selat Malaka dengan Presiden Soeharto.
Sayangnya, sebelum terealisasi, Indonesia terkena krisis moneter dan rezim kepemimpinan Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun jatuh.