- Mega Proyek pembangunan jalan perbatasan darat Indonesia - Timor Leste di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berlanjut.
Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) telah menyelesaikan 292 km dari total panjang jalan.
Jalan Perbatasan Darat Indonesia - Timor Leste yang telah selesai terdiri atas sebanyak 179 km terletak di ruas Sabuk Merah Sektor Timur, dengan tambahan enam ruas Sabuk Merah Sektor Barat sepanjang 113 km.
Sementara itu, dua ruas lainnya, Oenak—Saenam—Nunpo (Haumeniana), sepanjang 34 km, masih dalam proses konstruksi.
Wilayah perbatasan daratan NTT dikenal sebagai Sabuk Merah, dinamai demikian karena TNI pada saat Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia menandai peta perbatasan dengan garis berwarna merah.
Pembangunan jalan ini tidak hanya memperkuat pertahanan daratan NKRI sebagai negara perbatasan dengan Timor Leste, tetapi juga meningkatkan aksesibilitas masyarakat di NTT.
Sebelum Mega Proyek jalan ini dibangun, masyarakat NTT harus berjalan kaki selama dua hingga tiga hari untuk mencapai kabupaten/kota terdekat karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan.
Kini, dengan adanya jalan tersebut, waktu perjalanan telah dipersingkat menjadi satu hingga dua jam, memudahkan mobilitas masyarakat.
Selain itu, BPJN NTT juga membangun 42 jembatan di ruas Sabuk Merah Sektor Timur dan 38 jembatan di ruas Sabuk Merah Sektor Barat.
Hal ini tentunya menjadi solusi mengatasi masalah isolasi dan kesulitan menyeberangi sungai pada musim hujan setiap tahunnya.
Pembangunan jalan perbatasan ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi warga NTT, tetapi juga meningkatkan pergerakan penjualan ikan dari masyarakat desa ke kota.