bdadinfo.com

Miris! 3 Tokoh Hebat di Minangkabau Berakhir Jadi Pendeta Bahkan Ateis, Nomor. 2 Adiknya Buya Hamka - News

Keluar dari Islam bagi orang Minang berarti keluar dari adat Minang. Walaupun demikian ternyata terdapat beberapa orang Minang yang melakukannya ada yang menjadi pendeta bahkan atheis.

- Siapa yang tidak mengenal masyarakat Minangkabau terkenal sebagai Penganut Agama Islam ada opini bahwa setiap orang Minang adalah beragama Islam. Namun apa jadinya jika ada orang Minang yang keluar dari agama Islam.

Keluar dari Islam bagi orang Minang berarti keluar dari adat Minang. Walaupun demikian ternyata terdapat beberapa orang Minang yang melakukannya ada yang menjadi pendeta bahkan atheis.

Melansir kanal youtube Youtube Andri Riva'is ada 3 orang tokoh hebat Minangkabau yang keluar dari agama dari Islam.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pemerasan Eks Mentan SYL, Mantan Petinggi KPK Tak Ragu Firli Bahuri Jadi Tersangka, Ini Alasannya

1. Chalid Salim

Abdoel Chalid Salim (24 November 1902 – 10 Maret 1985) atau Ignatius Franciscus Michael Salim adalah seorang wartawan dan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia berhaluan kiri.

Dirinya merupakan putra Sutan Muhammad Salim, seorang jaksa dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Dia juga merupakan adik Haji Agus Salim.

Setelah meninggalkan bangku sekolah MULO (1923) di Weltevreden, Chalid Salim pergi bekerja ke Lumajang. Setelah itu ia mengikuti saudaranya Jacob Salim di Pontianak.

Baca Juga: Mantap! Jadwal KA Feeder Bandung-Padalarang Pendukung Kereta Cepat Whoosh Sudah Tersedia dan Beroperasi

Disini ia bekerja di kantor advokat dan aktif menulis di mingguan Halilintar Hindia. Kemudian ia pindah ke Medan, dan bekerja sebagai redaktur Pewarta Deli.

Tulisannya banyak mengecam kebijakan pemerintah Hindia Belanda, seperti poenale sanctie, hingga kedoknya sebagai aktivis komunis terbongkar.

Chalid dipenjara selama setahun di Medan, sebelum akhirnya dibuang ke Boven Digul. Ia mendekam di Digul selama 15 tahun (1928-1943), dan merupakan salah satu tahanan politik yang paling lama mendekam di kamp tersebut.

Salim dibaptis oleh Imam C. Meuwese pada 26 Desember 1942, beberapa bulan sebelum ia meninggalkan Tempat Pengasingan Boven Digoel, setelah serangkaian perdebatan panjang dan katekisasi yang diberikan oleh imam Keuskupan Agung Merauke tersebut. 

Baca Juga: Keren Abiss! Kolaborasi Jam Tangan G-SHOCKxCOCA-COLA dengan Design Classic dan Unik, Jadi Produk Berkelas!

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat